ND G7B - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul ND G7B, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : ND G7B
link : ND G7B
ND G7B
Heboh, Serangan ND G7B Mewabah |
Pada semua kandang milik salah satu peternak ayam petelur, program vaksinasi ND (Newcastle disease) diterapkan sebagai program wajib. Vaksinasi ND mulai ia lakukan saat ayam berumur 4 hari, menggunakan vaksin ND aktif dan inaktif. Namun sayang, ternyata tindakan tersebut tidak cukup menghalau serangan ND yang terjadi beberapa bulan yang lalu di farm-nya.
Diawali dengan turunnya produksi telur secara signifikan setiap hari. Dari hasil bedah bangkai, ditemukan kerusakan pada beberapa organ pernapasan dan pencernaan. Sedangkan dari hasil uji laboratorium, akhirnya didiagnosa bahwa ayam milik nya terserang ND. Pengalaman yang dialami salah satu peternak ayam petelur ini ternyata dialami pula oleh beberapa peternak lain. Yang menjadi tanda tanya disini ialah kenapa outbreak ND tetap muncul pada farm dengan manajemen yang baik serta program vaksinasi ND lengkap? Apakah penyebabnya? Benarkah virus ND mengalami mutasi layaknya virus AI? Beberapa pertanyaan tersebut akan kami bahas kali ini.
Mewabahnya Kasus ND
Di Indonesia, kasus ND belakangan menjadi isu hangat yang heboh diperbincangkan menyusul banyaknya kasus outbreak di 2010 dan 2011. Bahkan pada 2011, kejadian ND meningkat signifikan dibanding 2010. Di mulai ketika awal 2011, dimana kasus ND tinggi mewabah di peternakan terutama peternakan ayam pedaging. Grafik 1 dan 2 menggambarkan bahwa serangan ND di tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kasusnya pun merata terjadi di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan maupun Sulawesi.
Selain itu, berdasarkan data lapangan tahun 2008-2011, penyakit ND selalu menempati 10 besar ranking penyakit serta menyerang di semua umur ayam.
Umumnya program vaksinasi ND pada ayam petelur dilakukan minimal 3 kali sebelum masa produksi. Pada periode produksi, program vaksinasi ND dilakukan 2 bulan sekali atau bahkan sebulan sekali. Meskipun program vaksinasi yang diterapkan sudah ketat namun terkadang outbreakpun masih sering terjadi.
Tidak hanya itu, virus ND yang belakangan menyerang, menimbulkan manifestasi klinis yang mirip dengan serangan penyakit lain seperti AI atau Gumboro (Nuryanto, 2011). Dengan pemeriksaaan laboratorium, virus dapat ditemukan hampir di semua sampel organ tubuh ayam, meliputi sistem pernapasan, pencernaan dan reproduksi. Tingkat keganasannya pun tergolong tinggi, sehingga tergolong VVND (Velogenic Viscerotropic Newcastle Disease).
Seputar Virus ND
Virus ND termasuk ke dalam golongan avian paramyxovirus dan memiliki genom single stranded (ss) RNA dengan struktur beramplop. Virus ND relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan virus avian influenza (AI) yang sama-sama termasuk dalam golongan paramyxovirus. Virus ND juga memiliki beberapa aktivitas biologis seperti memiliki kemampuan menggumpalkan sel darah merah, aktivitas neuraminidase (mampu menyerang sistem syaraf) serta kemampuan bereplikasi (memperbanyak diri) dalam sel-sel tertentu.
Secara garis besar, virus ND dapat diklasifikasikan berdasarkan serotipe (mengacu pada protein HN dengan melakukan HA/HI test, dimana ND hanya punya 1 serotipe), patotipe (virulensi atau tingkat keganasan) dan berdasarkan genotipe (tingkat susunan asam amino penyusun gen).
Berdasarkan patotipe/tingkat keganasannya, terdapat 3 jenis virus ND. Mulai dari virus yang menyebabkan gejala ringan (ND subklinis) hingga yang mematikan. Saluran pernapasan, pencernaan, reproduksi dan syaraf tak luput pula menjadi organ target. Sehingga tidak mengherankan bila kasus ND pada ayam petelur sering disertai gejala penurunan produksi telur secara kualitas maupun kuantitas. Angka kesakitan (morbiditas) yang ditimbulkan pun tinggi dengan tingkat kematian (mortalitas) bervariasi dari 0-100%. Ketiga patotipe virus tersebut yaitu :
- Velogenic
Karakteristik serangan virus ini ditandai dengan infeksi saluran pencernaan (viscerotropic) dan organ syaraf (neurotropic) yang parah, sehingga sering disebut dengan serangan VVND (velogenic viscerotropic Newcastle disease). Gejala lainnya seperti lesu, penurunan nafsu makan, penurunan produksi telur secara drastis, tortikolis (leher terpuntir), diare dan tingkat kematian yang mencapai > 90%.
- Mesogenic
Virus ND mesogenic memiliki keganasan menengah dan menyebabkan gangguan pernapasan, bahkan terkadang menunjukkan gangguan syaraf. Selain itu, terjadi penurunan produksi telur yang berlangsung 1-3 minggu dengan tingkat kematian mencapai 10%.
- Lentogenic
Merupakan penyebab dari penyakit ND tipe ringan, kadang-kadang bersifat subklinis (tidak menampakkan gejala yang spesifik,red). Ayam tidak mengalami gejala syaraf namun terjadi infeksi ringan saluran pernapasan dan penurunan produksi telur meski jumlahnya sedikit. Selain itu kematian hampir tidak ada. Vaksin ND yang beredar saat ini umumnya menggunakan master seed virus (bibit virus) kelompok lentogenic. Alasan dipilih karena bersifat tidak ganas atau aman.
Perkembangan teknologi terkini memunculkan klasifikasi virus secara genotipe. Identifikasinya dengan melihat materi inti virus. Saat ini di dunia terdapat virus ND genotipe 1-10. Vaksin yang banyak beredar di Indonesia umumnya dibuat dengan isolat virus La Sota dan Hitchner B1 asal Amerika yang tergolong ke dalam genotipe 2. Sementara itu, isu yang berkembang menyebutkan bahwa kasus ND sepanjang 2009-2011 yang dominan terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh virus ND genotipe 7. Keyakinan itu didasarkan pula pada hasil isolasi virus dari kejadian ND terkini di lapangan. Benarkah demikian?
ND Genotipe 7B (G7B)
Menjawab pertanyaan di atas, mulai tahun 2009, Medion bekerjasama dengan Prof. Dr. drh I. Gusti Ngurah Mahardika, Fakultas kedokteran Hewan Universitas Udayana melakukan mapping virus ND. Metode dilakukan dengan mengumpulkan sampel dari ayam yang diduga terinfeksi ND dari lapangan. Sampel yang terkumpul sebanyak 35 buah dan berasal dari 9 propinsi. Sampel organ kemudian diuji dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilanjutkan dengan uji DNA sequencing. Dalam rangkaian uji juga diamati tingkat patogenesitas isolat virus ND. Tingkat patogenesitas dinilai berdasarkan uji in vivo meliputi Intra Cerebral Pathogenicity Indeks (ICPI) pada ayam Specific Pathogen Free (SPF) umur 1 hari, Mean death Time(MDT) pada telur SPF bertunas umur 9-11 hari dan Intra Venous Pathogenicity Indeks (IVPI) pada ayam umur 6 minggu dengan masa observasi selama 7-8 hari.
Tabel 1. Penentuan Tingkat Keganasan Virus ND
Proses DNA Sequencing dilakukan untuk melihat susunan genetik dari virus ND. Agar memudahkan pembacaan, hasil mapping disusun dalam bentuk pohon filogenetik (phylogenetic tree) (lihat skema).
Berdasarkan pengamatan hasil mapping virus ND, diketahui bahwa virus ND isolat lapang yang diperoleh tergolong tipe vilogenik dan masuk ke dalam kelompok genotipe 7B (G7B). Dari analisis genetik tersebut juga diketahui bahwa virus ND yang berada di lapangan ternyata berbeda dengan virus ND lama. Sebagai contoh, ND yang ditemukan di Sukabumi berbeda hampir 21% dengan strain La Sota, begitu pula ND yang berada di Tasikmalaya. Perbedaan ini juga terlihat dari susunan asam amino, dimana virus ND lapangan Indonesia 2009-2010 berbeda dengan virus La Sota dalam 13 situs asam amino.
Bagian Research and Development (R&D) Medion (2010) juga telah membandingkan efektivitas potensi penggunaan vaksin yang saat ini beredar (vaksin reguler) dengan vaksin yang menggunakan seed master virus lokal (vaksin inaktif ND G7B). Uji dilakukan pada ayam SPF (Spesific Pathogen Free), dimana ayam divaksin pada umur 4 minggu dan 3 minggu post vaksinasi dilakukan uji tantang dengan virus ND lapang. Selama 14 hari post uji tantang, dilakukan pengamatan terhadap tingkat kematian maupun angka kesakitan guna memastikan apakah kedua vaksin tersebut memenuhi standar lulus uji potensi PD50. Dari hasil trial diketahui vaksin ND yang tersedia sekarang (vaksin reguler) masih efektif untuk menghadapi ND G7B meskipun nilai PD50 terhadap virus lapang tertentu tidak setinggi vaksin ND G7B.
Selain uji tantang, R&D Medion juga melakukan uji serologi untuk mengamati duration of immunity (lama perlindungan) menggunakan uji HI test. Sampel darah diuji secara rutin setiap minggu setelah 3 minggu post vaksinasi. Dari hasil trial diketahui kedua jenis vaksin tersebut menghasilkan perlindungan yang protektif pada 3 minggu post vaksinasi dengan duration of immunity yang relatif lebih lama pada penggunaan vaksin ND G7B (Grafik 5).
Dari keseluruhan hasil uji, diperoleh kesimpulan bahwa :
- Virus ND yang dominan bersirkulasi di Indonesia tahun 2009-2010 berbeda dengan virus ND lama (homogen tergolong tipe vilogenik dan termasuk golongan G7B, satu grup dengan virus ND Malaysia)
- Vaksin ND inaktif reguler dan vaksin ND inaktif G7B menghasilkan perlindungan yang protektif
- Vaksin ND inaktif isolat G7B menghasilkan perlindungan lebih baik pada kondisi tantangan virus ND lapang “baru”
Bagaimana Pengendalian ND Saat Ini ?
Serangan ND menunjukkan peningkatan yang siginifikan dibandingkan tahun 2009 maupun 2010. Hal ini menuntut kewaspadaan kita agar kasus ini mulai awal tahun 2012 ini bisa ditekan. Penelitian mengenai perkembangan karakteristik ini juga perlu terus dilakukan, sehingga dapat diperoleh solusi terbaik untuk mengatasinya.
Di lapangan sendiri, penanganan ND secara tepat harus diawali dengan diagnosa secara tepat pula. Dari hasil trial sebelumnya, dijelaskan bahwa untuk mencegah ND, hasil terbaik vaksinasi ND menggunakan vaksin homolog (bibit vaksin yang digunakan sama dengan virus yang ada di lapangan). Dan yang paling homolog ialah vaksin isolat G7B. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa virus ND memiliki cross protection (perlindungan silang) antar patotipe virus.
Diagnosa ND secara tepat dapat dilihat dengan membaca serangkaian data recording, gejala klinis, perubahan patologi anatomi serta uji laboratorium.
Kemiripan gejala klinis maupun perubahan patologi anatomi seperti angka kematian tinggi, penurunan produksi telur, peradangan pada saluran pernapasan, saluran pencernaan maupun organ reproduksi sering dikecohkan dengan diagnosa penyakit lain seperti AI. Dengan demikian, untuk membantu arahan diagnosa maka dapat dilakukan uji serologi HI test pada MediLab untuk melihat gambaran titer antibodi. Sebaiknya uji serologi dilakukan 2 kali yaitu pada awal terjadi infeksi dan diulang 1-2 minggu kemudian. Sedangkan untuk memperoleh diagnosa yang pasti, dapat dilakukan uji PCR guna mengidentifikasi ada tidaknya virus ND sehingga langkah yang diambil menjadi tepat.
Adapun beberapa tindakan pengendalian ND yang saat ini dapat diterapkan, antara lain :
- Penerapan biosecurity
Saluran pencernaan dan saluran pernapasan merupakan tempat bereplikasinya virus ND sehingga konsentrasi virus yang cukup tinggi dapat ditemukan pada feses maupun lendir ayam yang terinfeksi. Penularan per oral pun sering terjadi karena ayam mengkonsumsi ransum atau air minum yang tercemar oleh feses maupun lendir tersebut. Dengan demikian kasus outbreak ND dapat diantisipasi melalui beberapa tindakan biosecurity sebagai berikut :
- Batasi lalu lintas orang/kendaraan yang keluar masuk kandang. Jika akan masuk kandang, lakukan desinfeksi baik kendaraan maupun personil, terutama jika datang dari kandang peternakan yang terinfeksi. Tidak menutup kemungkinan feses yang tercemar virus ND terbawa melalui roda kendaraan/alas kaki. Alas kaki sebaiknya di sikat karena penyelupan/penyemprotan desinfektan saja tidak mampu menembus virus yang terdapat pada sela-sela alas sepatu.
- Alas kaki perlu disikat agar desinfeksi menjadi optimal. Sanitasi air minum dengan memberikan antiseptik seperti Desinsep, guna menekan penularan penyakit melalui air minum
- Semprot kandang dilakukan secara rutin menggunakan Formades atau Sporades minimal seminggu 2 kali. Apabila sedang terjadi outbreak maka penyemprotan dilakukan setiap hari karena penularan virus ND dapat terjadi melalui udara
- Lakukan vaksinasi secara tepat
Saat ini, vaksinasi ND merupakan tindakan yang wajib dilakukan. Gunakan vaksin kombinasi antara vaksin ND aktif reguler dengan vaksin ND inaktif isolat G7B. Untuk menunjang efektivitas vaksinasi maka perhatikan ketepatan penentuan jadwal vaksinasi, kualitas vaksin, metode thawing (peningkatan suhu vaksin secara bertahap), tatalaksana vaksinasi yang sesuai, ketepatan penentuan jadwal vaksinasi, serta kondisi ayam saat divaksin.
Berdasarkan data lapangan, saat fase produksi, revaksinasi ND mayoritas menggunakan vaksin aktif dengan aplikasi melalui air minum. Sehingga perlu memperhatikan kualitas air minum. Kualitas air yang digunakan untuk melarutkan vaksin akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan vaksinasi.
Virus vaksin aktif dimana masih dalam kondisi hidup (dilemahkan,red) sangat rentan sekali terhadap kondisi lingkungan. Sebagai contoh, virus mampu bertahan hidup pada pH netral. Jika kondisi pH air minum terlalu basa/asam maka akan berpengaruh pada kelangsungan hidup virus vaksin. Hal inilah yang menyebabkan virus vaksin tidak mampu menggertak pembentukan antibodi secara optimal. Selain pH, kesadahan dan kandungan logam juga perlu diperhatikan. Untuk mengetahui kualitas air, lakukan uji kualitas air secara periodik. Jika air tersebut bermasalah maka lakukan treatment.
Untuk memperbaiki kualitas air minum pelarut vaksin, kita bisa melakukan treatment menggunakan produk stabilisator vaksin. Contohnya Medimilk atau Netrabil. Air yang akan digunakan, sebelumnya ditambahkan Medimilk 10 gram tiap 5 liter atau Netrabil 5 gram tiap 1 liter kemudian didiamkan selama 15-30 menit. Setelah itu baru campurkan vaksin ke dalamnya. Skim milkdalam Medimilk atau Netrabil akan mengikat sisa-sisa klorin di dalam air sehingga potensi vaksin tetap terjaga. Pastikan juga bahwa setiap ayam minum, sehingga tidak ada yang lolos dari vaksinasi serta vaksin terkonsumsi habis dalam waktu kurang dari 2 jam.
- Monitoring titer antibodi
Keseragaman titer antibodi terhadap ND dalam satu flok ayam atau unit peternakan menjadi satu faktor penting, karena virus ND ganas yang berasal dari isolat lokal di lapangan akan mempunyai peluang lebih besar untuk memperbanyak diri dalam tubuh ayam-ayam dengan titer antibodi yang marginal dan melakukan “viral shedding” secara intensif. Oleh karena itu, lakukan monitoring titer antibodi secara rutin setiap bulan sangat berperan dalam memantau status kesehatan ayam terutama pada ayam fase produksi.
Adanya penyimpangan titer akan dapat diketahui sedini mungkin sehingga peternak tidak terlalu kecolongan oleh virus ND. Alangkah lebih baik jika di setiap peternakan memiliki baseline titer antibodi sehingga akan diketahui pada titer antibodi level berapa ayam aman/protektif dari serangan ND
- Memberikan terapi supportif
Pemberian vitamin terutama yang mengandung vitamin A dan E seperti yang terkandung dalam Fortevit atau Vita Stress. Vitamin ini bersifat esensial untuk jaringan epitel normal yang melapisi saluran pencernaan, pernapasan dan reproduksi serta meningkatkan daya tahan tubuh
Mengacu pada beberapa bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa virus ND isolat lokal G7B terbukti telah eksis dan dominan bersirkulasi di beberapa wilayah di Indonesia. Virus ND G7B tersebut tergolong vilogenik (tingkat keganasannya tinggi). Peternak dianjurkan melakukan vaksinasi ND menggunakan kombinasi vaksin ND aktif reguler dan vaksin ND inaktif agar dihasilkan perlindungan yang lebih protektif.
Selain vaksinasi menggunakan kombinasi vaksin aktif dan inaktif, biosecurityjuga merupakan tindakan yang harus diterapkan. Biosecurity dan vaksinasi merupakan faktor yang saling terkait yang dapat mengendalikan ND yang heboh terjadi saat ini. Sukses selalu peternak unggas Indonesia. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id
Demikianlah Artikel ND G7B
Sekianlah artikel ND G7B kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel ND G7B dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/02/nd-g7b.html
0 Komentar untuk "ND G7B"