Target Performan Pullet Berkualitas - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Target Performan Pullet Berkualitas, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Target Performan Pullet Berkualitas
link : Target Performan Pullet Berkualitas
Target Performan Pullet Berkualitas
Target Performan Pullet Berkualitas- Berat badan sesuai standar dari breederUmumnya, parameter pokok yang selama ini digunakan sebagai frame size (kerangka ukuran) pemeliharaan pullet adalah berat badan (BB) dan keseragaman (uniformity). Berat badan merupakan indikator kualitas pullet yang paling mudah diamati. Dengan penimbangan rutin, peternak bisa menilai apakah pullet sudah dikatakan berkualitas atau belum. Berat badan hendaknya tercapai tiap minggunya. Berat badan ayam yang terlalu kecil (di bawah standar) akan membawa konsekuensi telur yang dihasilkan berukuran lebih kecil dan masa rentang bertelur lebih pendek. Kondisi ini juga tidak mudah dipulihkan. Penyebabnya, pada masa awal-awal bertelur, selain dituntut untuk menghasilkan telur, ayam juga harus menambah berat badannya.Untuk itu, agar produksi tercapai sesuai target (di umur 25 minggu, produksi telur mencapai 95%) maka pullet harus mencapai kerangka ukuran pertumbuhannya. Adapun ukuran standar dari breeder dari masing-masing strain ayam petelur tercantum pada Tabel 1.Bagi peternak, waktu yang dimiliki untuk mendapatkan standar ini tidak banyak, hanya sampai umur 12 minggu karena setelah umur tersebut penambahan BB bukan untuk memenuhi ukuran kerangka melainkan saluran reproduksi.Jika ada ayam dengan bobot badan yang rendah (lebih dari 10% di bawah standar) atau memiliki frame size kecil maka segera pisahkan. Beri perlakuan khusus agar dapat mengejar ketinggalan bobot badan. Tambahkan beberapa gram ransum harian ayam maupun vitamin untuk mengejar ketertinggalan BB.Ayam dengan berat badan lebih dari 10% terhadap standar hendaknya segera dilakukan treatment untuk menurunkan BB secara bertahap (pelan-pelan, jangan drastis). Hal ini biasanya dilakukan dengan mengurangi jatah makannya sebesar 2-5 g/ekor/hari sampai diperoleh BB yang ideal. Tindakan ini akan sedikit menghemat ransum, menurunkan lemak, memperbaiki feed conversion ratio (FCR) dan mencegah pematangan kelamin ayam dini. Teknik pembatasan ransum ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Hal-hal seperti peningkatan resiko kanibalisme dan pertumbuhan tidak merata harus tetap diperhitungkan. Jika tidak maka teknik ini lebih cenderung membawa kerugian daripada keuntungan.
- Kerangka tubuh (frame size) optimal < 12 mingguFrame size yang terbentuk sempurna akan sangat mendukung pencapaian puncak produksi yang optimal dan memiliki persistensi (lama bertahan di puncak) produksi yang lama. Frame size dapat diamati berdasarkan postur tubuh ayam.Hakikatnya, perkembangan kerangka yang optimal dapat dilihat dari panjang kaki (tulang shank) maupun lebar tulang selangka (os pubis). Tetapi, parameter ini dirasa terlalu merepotkan sehingga jarang digunakan.Keberadaan tulang atau kerangka yang optimal akan mendukung dihasilkannya telur yang berkualitas. Hal ini disebabkan komponen penyusun telur yaitu kalsium (Ca) salah satu sumbernya dari tulang kerangka ayam. Jika pertumbuhan kerangka tidak optimal, selain menyebabkan kerabang telur menjadi tipis juga menyebabkan terjadinya kasus lumpuh layu (cage layer fatique).
- Keseragaman (uniformity) > 85% (berat badan, frame size dan kematangan seksual)Penyeragaman berat badan dilakukan melalui penimbangan berat badan rutin dan keseragaman harus tercapai minimal 85%. Jika keseragaman turun, bisa dipastikan puncak produksi akan sulit tercapai. Keseragaman > 85% berarti dari 100 ekor ayam minimal terdapat 85 ekor ayam yang berat badannya ±10% terhadap standar. Segera setelah penimbangan, peternak membagi ayam-ayam tersebut dalam kandang berbeda berdasarkan berat badan dan frame sizenya. Hal ini akan memudahkan peternak dalam mengamati perkembangan performa ayam dan menentukan jumlah konsumsi ransum ayam.Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa target performa yang harus dicapai dalam pemeliharaan pullet ialah pencapaian berat badan sesuai standar dengan tingkat keseragaman ≥ 85%. Dalam hal ini, rumus memunculkan performa pullet yang bisa digunakan ialah:P = (G + N + E) x MP = PotensiG = GenetikN = NutrisiE = Environment/lingkunganM = ManajemenDari rumus tersebut, faktor manajemen memiliki andil terbesar. Faktor ini melipatgandakan nilai faktor genetik, nutrisi dan lingkungan. Faktor genetik yang terkandung di dalam semua strain ayam petelur baik ISA Brown, Hisex Brown, Lohmann Brown dan Hyline Brown telah dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan produksi telur yang tinggi (henday) dengan FCR yang lebih rendah.Faktor nutrisi yang dimaksud meliputi acceptability (kemampuan ayam mengkonsumsi ransum), palatabillity (penilaian ayam terhadap rasa dan bau ransum), digestibility (kemampuan ransum diserap tubuh ayam), gram feed intake daily per chick (konsumsi harian ransum per ayam), dan beberapa faktor lain. Faktor nutrisi sangat mempengaruhi pencapaian BB pullet. Meski demikian, faktor ini sangat bergantung pada manajemen ransum yang dilakukan.Kondisi lingkungan juga berperan penting dalam menentukan kualitas pullet. Misalnya suhu udara, intensitas dan distribusi cahaya, kualitas udara, angin, kelembaban dan keberadaan agen patogen. Ketiga faktor tersebut harus dikelola dalam satu manajemen yang baik agar potensi di dalam tubuh ayam muncul dengan optimal yaitu:
Membentuk Pullet BerkualitasMenyadari pentingnya manajemen dalam membentuk pullet berkualitas, maka berikut kami jelaskan 4 point penting manajemen yang harus dijalankan agar dihasilkan pullet dengan performa baik.1. Tata laksana kandangLakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara setiap hari. Kelembaban udara yang baik adalah 60-70%. Kelembaban tinggi menyebabkan littercepat basah dan meningkatkan kadar amonia di kandang. Membuka tirai kandang dan membiarkan angin masuk dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Solusi lain ialah memasang blower.Kelembaban yang rendah pun akan mengakibatkan gangguan pernapasan seperti panting (megap-megap) dan cekrek (ngorok). Ayam yang panting dan cekrek rentan terserang penyakit pernapasan seperti CRD dan colibacillosis.Suhu lingkungan ideal untuk ayam periode starter adalah 32-33°C sedangkan untuk grower adalah 25-28°C. Suhu tersebut akan berkurang secara periodik mengikuti perkembangan tubuh ayam. Jika lebih dari itu maka ayam beresiko terkena heat stress. Berikan vitamin, terutama vitamin C dan E untuk membantu menekan stres. Penambahan elektrolit juga diperlukan guna menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga stamina tubuh tetap optimal. Vita Stress dan Vita Strong dapat digunakan pada kasus ini.Jika suhu lingkungan rendah maka ayam akan kedinginan. Nafsu makan meningkat tetapi bobot badan tidak bertambah karena sebagian besar energi diarahkan untuk menghangatkan tubuh ayam. Lakukan penutupan kandang dan menyalakan brooder (pemanas) agar suhu lingkungan kembali nyaman.Program pencahayaan bertujuan untuk merangsang nafsu makan, pertumbuhan serta perkembangan organ reproduksi ayam. Oleh karena itu, pencahayaan dapat dijadikan pengatur kapan ayam memasuki masa produksi. Ayam dengan bobot badan di bawah standar selain diberi tambahan pakan, sebaiknya juga mendapatkan waktu pencahayaan lebih banyak. Namun jumlah penambahan waktu cahaya tidak boleh lebih lama dari 4 jam per hari agar tidak mengganggu pertumbuhan ayam.Saat masa grower (belum siap bertelur) penambahan cahaya harus dihindari jika ayam belum mencapai frame size optimal. Penambahan cahaya dini baik waktu maupun intensitas akan menyebabkan ayam bertelur dini. Hal ini akan memicu munculnya telur berukuran kecil, meningkatkan resiko kematian ayam dan memperpendek masa produksi. Produksi lebih menguntungkan bila ayam bertelur saat frame size optimal dan di umur yang sesuai untuk bertelur.Untuk menjaga kualitas udara, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:2. Tata laksana ransumTercapai atau tidaknya frame sizepada masa pulletmemiliki kaitan erat dengan program pemberian pakan (feeding program) yang dijalankan. Sebab, program ini mempengaruhi tingkat feed intake (asupan makanan) yang berimbas pada pencapaian BB dan keseragaman.Pemberian ransum dibedakan berdasarkan kebutuhan di tiap periode. Peternak sudah mengenal dua jenis ransum yang digunakan saat pulletyaitu ransum starterdan ransum grower. Ransum startermemiliki kandungan protein (asam amino), energi dan vitamin (A, E, dan K) tinggi yang sangat dibutuhkan untuk pembelahan sel-sel baru.Ransum growermemiliki kandungan protein dan vitamin (A, E dan K) lebih rendah dari ransum starter. Hal ini dikarenakan fungsi growersebagai maintenancetubuh dan menghindari pertambahan lemak yang banyak. Bagi ayam layer, keberadaan lemak lebih dari 5% di abdomen saat awal produksi akan menurunkan performa ayam.Ada tiga hal yang perlu dilakukan peternak dalam manajemen ransum. Pertama adalah selalu menyediakan ransum berdasarkan standar breederbaik kualitas maupun kuantitas agar memudahkan pengontrolan dan menghindari pemborosan ransum. Hal kedua adalah selalu menyediakan ransum dalam kondisi yang segar dengan cara mengatur periode pemberian ransum dan sering membolak-balik ransum. Tindakan ini akan merangsang ayam mengkonsumsi ransum dan mengurangi ransum sisa dan terbuang. Hindari menggunakan ransum sisa.Hal ketiga adalah menghindari pergantian ransum dalam waktu singkat. Lakukan pergantian ransum secara bertahap, yaitu:Secara umum, setiap pabrikan pakan maupun peternak yang membuat pakan mandiri (self mixing) memiliki kualifikasi tersendiri perihal kandungan nutrisi pakan. Sehingga peternak hanya perlu menyesuaikan. Sejumlah produsen saat ini telah menghasilkan berbagai jenis pakan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi tiap periode pertumbuhan ayam.Meski demikian, suplementasi beberapa vitamin, asam amino dan mineral dirasa masih perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan kerangka pullet. Contohnya mineral seperti kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang perlu ditambahkan untuk pertumbuhan kerangka tubuh. Suplai Ca dan P tersebut dapat diperoleh dari pemberian insoluble grit (grit batu, tulang atau kerang). Selain untuk mensuplai Ca dan P, grit juga berfungsi untuk merangsang perkembangan gizzarddan tembolok.
3. PenimbanganUntuk mengetahui perkembangan dan capaian frame size, hal yang mutlak perlu dilakukan ialah melakukan kontrol BB secara berkala (seminggu sekali sebelum memasuki masa kritis) melalui penimbangan. Penimbangan selanjutnya harus dilakukan pada waktu dan teknik yang tepat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penimbangan/kontrol BB ayam diantaranya sebagai berikut:4. Pencatatan (recording)Membuat tabel berisi data keadaan pullet di kandang juga harus dilakukan peternak. Dalam pembuatannya, recordingdapat mencakup :Data tersebut lalu dibandingkan dengan standar performa pulletdari breederdan diolah menjadi diagram batang dan garis agar bisa mendeskripsikan bagaimana performa pullet, apakah termasuk pulletyang berkualitas atau tidak.5. Tata laksana kesehatanMencakup tindakan vaksinasi, pengobatan dan biosekuriti. Peternak perlu mewaspadai umur 3 minggu, pasca pindah kandang dan menjelang produksi karena sangat rawan penyakit.Di umur 3 minggu, antibodi maternal sudah tidak melindungi lagi sehingga ayam rentan terserang penyakit seperti ND. Solusi yang dapat dilakukan adalah menjalankan program vaksinasi.Tingkat stres yang tinggi saat pindah kandang dan menjelang produksi juga menyebabkan ayam rentan terkena penyakit pernapasan seperti CRD, IB dan korisa. Solusinya adalah memperlakukan ayam sebaik mungkin, melakukan pindah kandang paling lambat 2 minggu sebelum mulai bertelur dan berikan vitamin seperti Vita Stressselama 4 hari berturut-turut ketika pindah kandang.Agar masa produksi puncak ayam tidak terganggu maka vaksinasi harus diatur yaitu dilakukan paling lambat seminggu sebelum pindah kandang atau dua minggu sebelum mulai bertelur. BerikanEgg Stimulant1 gram tiap 2 liter air minum diberikan tiap hari selama 4 minggu pertama ayam mulai bertelur. Jika perlu, berikan obat cacing seperti Levamid(0,2 gram tiap kg berat badan) paling lambat 3 hari sebelum pindah kandang.Menciptakan pulletberkualitas bukanlah sesuatu yang mudah. Kuncinya terletak pada pencapaian target performa berupa berat badan sesuai standar dan keseragaman. Salam. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id
Demikianlah Artikel Target Performan Pullet Berkualitas
Sekianlah artikel Target Performan Pullet Berkualitas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Target Performan Pullet Berkualitas dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/02/target-performan-pullet-berkualitas.html
0 Komentar untuk "Target Performan Pullet Berkualitas"