Segala Jenis Ikan

Informasi Segala Jenis ikan

Budidaya Talas

Budidaya Talas - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Talas , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Judul : Budidaya Talas
link : Budidaya Talas

Baca juga


    Budidaya Talas




     
     talas.jpg
    I.              SYARAT PERTUMBUHAN
    1.1.         Iklim
    a)     Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
    b)     Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
    c)     Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30 °C dan kelembaban tinggi.
    1.2.         Media Tanam
    a)     Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, kaya akan bahan organik atau humus.
    b)     Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna, tanah vulkanik, andosol, atau tanah latosol.
    c)     Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, tanaman talas harus tumbuh di tanah berdrainase baik dan pH 5,5-6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas, tetapi harus diberi kapur sebanyak 1 ton/ha bila pH-nya di bawah 5,0.
    d)     Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini adalah menjelang musim hujan.
     
    II.             PEDOMAN BUDIDAYA
    2.1.         Pembibitan
    Pembibitan tanaman talas dapat dilakukan dengan tunas atau umbi. Adapun langkah-langkah pembibitan talas adalah sebagai berikut :
    a.     Penyiapan bibit
    Pada umumnya pertanaman talas masih dijalankan secara tradisional, dimana bibit yang berupa anakan, diperoleh dari pertanaman sebelumnya. Bibit yang baik merupakan anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Anakan tersebut setelah dipisahkan dari tanaman induk, disimpan di tempat yang lembab, untuk digunakan pada musim tanam berikutnya.
    b.     Teknik penyemaian bibit
                    Penanaman talas sangat mudah dilakukan, hanya memerlukan ketekunan dan keterampilan sederhana. Pertama, persiapkan bibit yang berasal dari tunas atau umbi. Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas itu diperoleh dari talas yang telah berumur 5-7 bulan, yaitu tunas kedua dan ketiga. Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal tunas. Umbi yang diiris dianginkan dulu, dan sewaktu disemaikan lapisan bagian dalam irisan dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm. Pengaturan jarak tanam tergantung dari varietas dan ukuran tanaman. Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m dengan jarak 45 cm di dalam baris.
    2.2.          Pengolahan Tanah
                    Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul hingga tanah menjadi gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan lebar 1,2 m, panjang disesuaikan kebutuhan, dan jarak antar bedengan 45 cm.
    2.3.          Penanaman
    Jarak tanam untuk tanaman talas adalah  75 x 75 cm,  70 x 70 cm, atau 50 x 70 cm. Dalam satu bedengan biasanya terdapat 2 barisan tanaman. Pemilihan jarak tanam biasanya disesuaikan dengan kondisi tanah dan keadaan musim. Pada musim hujan, jarak tanam yang digunakan akan lebih lebar dibandingkan dengan musim kemarau. Penanaman talas sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Bibit talas ditanam dengan cara meletakkan bibit tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian ditimbun sedikit dengan tanah agar dapat berdiri tegak. Penimbunan ini kira-kira sedalam 7 cm, sehingga lubang tanam tidak seluruhnya tertutup oleh tanah.
    2.4.          Pemeliharaan Tanaman
    a.     Penyiangan dan pembumbunan
    Penyiangan biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam. Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur-unsur hara. Sedangkan Pembumbunan perlu dilakukan untuk menutup pangkal batang dan akar bagian atas agar tanaman lebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
    b.     Pemupukan
                    Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah, yaitu dengan menambahkan pupuk kandang sebanyak 1 ton/hektar. Sedangkan pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg Urea dan 50 kg Sp-36 per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam dengan jarak 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan, masing-masing menggunakan Urea sebanyak 100 kg per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 bulan.
    c.     Pengendalian hama dan penyakit
    1)     Hama
    a.     Serangga Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae)
    Baik nimfa maupun dewasa yang bersayap dan tidak bersayap mengisap cairan daun.
    Gejala: daun menjadi agak keriting. Aphis mengeluarkan cairan madu yang dapat menarik semut.
    Serangga ini tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah dingin seperti di Siberia dan Kanada.
    Pengendalian: penggunaan insektisida pada tanaman talas dinilai kurang ekonomis, kecuali apabila tingkat serangan sangat tinggi pada tanaman muda. Insektisida yang digunakan adalah Carbaryl, Diazinon dimetoat dan Malation, cukup efektif untuk mengendalikan hama tersebut.
    b.     Serangga Tarophagus proserpina (Hemiptera: Delphacidae)
    Gejala: serangga dewasa dan nimfa mengisap cairan pelepah daun, sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Serangga ini tersebar di kepulauan Pasifik, Hawai, Indonesia, Philipina, Kepulauan Ryuku dan Quensland.
    Pengendalian: diintroduksikan sejenis pemangsa yaitu Cyrtorthinus pulus atau dengan insektisida yang dinilai efektif untuk mengendalikan hama tersebut, yaitu Carbaryl, Malation, dan Tri-chlorform.
    c.     Serangga Hemisia tabaci (Hemiptera: Aleurodidae)
    Serangga ini tersebar di daerah tropika dan sub tropika. Nimfa dan dewasanya berada di permukaan bawah daun dan mengisap cairan daun.
    Gejala: pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Selain talas, serangga juga menyerang tanaman kedelai, ubi kayu, terung-terungan dan kacang-kacangan lain.
    Pengendalian: menggunakan insektisida  Cabaryl, Malation, dan Tri-chlorform.
    d.     Ulat spodoptera litura (kupu-kupu: Noctuidae
    Gejala: daun yang terserang oleh kelompok ulat yang masih kecil akan kehilangan lapisan epidermisnya sehingga menjadi transparan, dan akhirnya kering. Ulat yang lebih besar akan tersebar dan masing-masing memakan daun. Selain talas, ulat juga menyerang tanaman jarak, tembakau, tomat, jagung, ubi jalar, kubis, cabe dan kacang-kacangan. Diantara inang tersebut, daun talas yang paling disukai, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media pembiakan massal ulat tersebut untuk tujuan penelitan.
    Pengendalian: penggunaan insektisida dilakukan apabila kerusakan telah mencapai 50 %, dengan insektisida Carbaryl dan Dichorvos, Monokrotofos, Kuinalfos, dan Endosulfan. Pengendalian lebih efektif  jika dilakukan pada saat ulat masih kecil.
    e.     Serangga Tetranychus cinnabarinus (Acarina: Tetranichidae)
    Gejala: helai daun yang terserang nampak bintik-bintik putih atau kuning, karena serangga tersebut mengisap cairan daun. Apabila populasi sangat tinggi, daun kelihatan memutih, kemudian layu dan mati. Apabila diamati, nampak banyak sekali tungau yang berwarna merah terletak di permukaan bawah daun.
    Pengendalian:  menggunakan insektisida Azodrin, Caerol, Galecron, Plictron, Omite dan Trition.
     
    2)    Penyakit
    a)    Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae)
    Gejala:terdapat bercak kecil berwarna kehitaman, kemudian membesar menjadi hawar. Bagian daun yang terserang mengering, pada serangan berat seluruh daun mengering.
    Pengendalian:menanam varietas tahan. Penyaringan klon-klon merupakan salah satu tahapan dalam pembentukan varietas.
    2.5.         P A N E N
    Pemanen talas dilakukan setelah tanaman berumur 6-9 bulan, tetapi ada pula yang memanennya setelah berumur 1 tahun. Pemanenan dilakukan dengan cara menggali umbi talas, lalu pohon talas dicabut dan pelepahnya di potong sepanjang 20-30 cm dari pangkal umbi, serta akarnya dibuang dan umbinya dibersihkan dari tanah yang melekat.
    Masa panen talas perlu mendapat perhatian yang cermat, sebab waktu panen yang tidak tepat akan menurunkan kualitas hasil. Panen yang terlalu cepat akan menghasilkan talas yang tidak kenyal dan pulen, sebaliknya jika panen terlambat akan menghasilkan umbi talas yang terlalu keras dan liat.
    By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: http://bp4kkabsukabumi.net
    Written by penyuluhmuda1   
    Tuesday, 24 January 2012

    Demikianlah Artikel Budidaya Talas

    Sekianlah artikel Budidaya Talas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.


    Anda sekarang membaca artikel Budidaya Talas dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/03/budidaya-talas.html


    Bagikan :
    +
    Previous
    Next Post »

    Artikel Terkait:

    0 Komentar untuk "Budidaya Talas "

     
    Template By Kunci Dunia
    Back To Top