Segala Jenis Ikan

Informasi Segala Jenis ikan

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Judul : PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH
link : PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH

Baca juga


    PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH






    1.        Layu Fusarium/Grey Leat Spot
    Penyebab: Cendawan (fusarium oxyporum Hanz.)
    Gejala
    -          Daun bawang menguning dan terpelintir, layu, tanaman mudah tercabut pada dasar umbi, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan akar.
    -          Umbi yang terserang akan menampakan dasar umbi yang putih, karena massa cendawan dan umbi membusuk dimulai dasar umbi.
    -          Serangan lebih lanjut menyebabkan kematian, dimulai dari ujung daun kemudian menjalar kebagian bawah.
    Bentuk dan Bioekologi
    -          Cendawan membentuk klamidospora dan dapat bertahan lama didalam tanah.
    -          Cendawan meginfeksi dengan cara menembus jaringan pada dasar batang tanpa ada luka sebelumnya.
    -          Panetrasi dipermudah bila terdapat luka.
    -          Serangan cendawan pada umbi sangat lambat, sehingga tidak menampakan gejala, namun setelah disimpan dan bibit ditanam dilapangan, maka gejala akan timbul.
    -          Kelembaban yang tinggi didalam tanah akan memacu perkembangan penyakit.
    Inang lain
    -          Mempunyai banyak tanaman inang dari keluarga Solanacearum seperti cabe, kentang, tomat dan terung-terungan lain serta bawang-bawangan.
    Pengamatan
    -          Pengamatan dilakukan pada 10% populasi tanaman, terutama jika dipertanaman terdapat gejala serangan.
    -          Bagian tanaman yang diamati adalah daun dan batang tanaman yang terserang.
    -          Tiap blok pertanaman/petak diamati secara diagonal atau minimal 5 titik pengamatan.
    Pengendalian
    -          Cara kultur teknis:
    Pegiliran tanaman dengan jenis tanaman yang bukan inang dan tidak menanam bawang merah pada lahan terserang/endemic dalam jangka waktu lama.
    Penanaman bibit tanaman yang toleran atau resisten terhadap serangan trips.
    Menggunakan bibit yang bebas penyakit.
    -          Cara fisik dan mekanis:
    Tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan dengan dibakar verikut tanah sekitar perakarannya.
    Drainase dipertahankan dalam keadaan baik.
    Menjaga tanaman tidak terluka akibat perlakuan pemeliharaan.
    -          Cara biologi:
    Memanfaatkan musuh alami parasitoid, predator dan pathogen.
    Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
     
    -          Cara kimia:
    Member pelakuan bibit sebelum ditanam dengan fungisida selektif dan efektif.
    Apabila cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan serangan layu fusarum sampai mencapai 10%, aplikasi fungisida selktif dan efektif sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi.
     
    2.        Antraknose/Anthracnose
    Penyebab: Cndawan (Colletotrichum gloeospooifrs (Penz) Sacc).
     Gejala
    -          Terjadi bercak-bercak putih tidak beraturan pada daun terserang dengan ukuran kurang 1-2mm. bercak-bercak tersebut berkembang dan melebar kemudian berubah warna menjadi putih kehijauan.
    -          Beercak-bercak kecil pada daun-daun muda atau anakan akan menjadi sumber infeksi.
    -          Daun yang sakit kemudian mongering dan gugur.
    -          Serangan pada tangkai daun menyebabkan daun layu dan rontok.
    -          Tanaman bawang dapat mati mendadak, karena daun bagian bawah pangkal mengecil.
    -          Pada bagian bunga terjadi bintik-bintik kecill berwarna hitam terutama pada keadaan cuaca lembab dan dapat menyebabkan rontoknya bunga.
    -          Apabila terinfeksi berlanjut, spora akan terlihat dangan koloni berwarna merah muda kemudian berubah menjadi coklat gelap dan akhirnya menjadi kehitam-hitaman.
    Bentuk dan Bioekologi
    -          Konidia dapat membentuk apresoria yang dirangsang oleh keadaan suhu, kelembaban dan nutrisi yang cocok.
    -          Pada saat perkecambahan apresoria akan cepat dan mudah menginfeksi inangnya.
    -          Serangan tertekan bila mengalami cekaman musin kemarau, drainase baik dan gulma terkendali.
    Inang lain
    -          Bawang putih, sirsak, jeruk, mangga, manggis, leci, keweni, rambutan, apokat, jambu biji, delima, anggrek.
    -          Candawan penyebab dapat bertahan berbulan-bulan pada ranting-ranting mati.
    Pengamatan
    -          Pada stadium pertumbuhan tunas:
    Amati adanya bercak-bercak kecil, malformasi daun dan gugur daun.
    -          Pada stadium pembungaan:
    Amati adanya gejala penyakit pada pembungaan yang terlihat sampai batas kemampuan mata.
    Pengendalian
    -          Cara kultur teknis:
    Menggunakan benih sehat, bebas penyakit dan kultivar resisten.
    Merecanakan waktu tanam dengan tepat (kemarau).
    Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang.
    Sanitasi lahan dengan membakar sisa tanaman sakit dan pemeliharaan drainase sebaik mungkin.
    Tidak mengusahakan bawang merah secara monokultur didaerah basah/lembab.
    Jarak tanam yang paling cocok (tidak terlalu rapat) sesuai kondisi daerah setempat, sanitasi terhadap gulma dan pemeliharaan tanamanan sebaik-baiknya.
    Jika terjadi hujan pada siang hari, segara siram dengan air bersih untuk mencuci pathogen yang menempel pada daun.
     -          Cara biologi:
    Memanfatkan musuh alami parasitoid Aphytis sp.
    Memanfaatkan musuh alami predator family Coccinellidae, seperti Coccinella  repanda, C. transversalis; family: Syrphidae, Crysophidae dan Lycosidae.
    Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
    -          Cara kimiawi:
    Aplikasi fungisida dapat dilakukan dengan:
    a.        Daun mengalami malformasi dan terjadi gugur daun.
    b.       Gejala terjadi pada malai bunga dan kondisi lingkungan menguntungkan bagi perkembangan penyakit.
    c.        Hujan turun secara terus menerus selama 1-2 hari, sehingga kelembaban menjadi tinggi.
     
    3.        Embun Tepung/Powdery Mildew
    Penyebab: Cendawan Sercospora duddie
     Gejala
    -          Pada serangan awal pucuk muda permukaan ditutupi bulu-bulu halus/lapisan massa dari konidia (spora) cendawan yang berbentuk tepung berwarna ungu.
    -          Dibawah lapisan tepung, jaringan tanaman berwarna hijau kebasahan dan kemudian berkembang menjadi kecoklatan.
    -          Daun yang terserang mengeriput, layu dan selanjutnya daun menjadi kering.
    -          Serangan berat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan menjalar ke umbi hingga membusuk (tetapi lapisan luarnya mongering dan berkerut).
    Bentuk dan Bioekologi
    -          Apresorium membulat, konidium berbentuk tong dengan ujung-ujung yang membulat, tidak berwarna, berbutir halus.
    -          Konidium membentuk rantai yang terdiri atas 4-8 konidium, penyebarannya dipencarkan oleh angin.
    -          Serangan penyakit ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat (jarang terjadi didataran rendah).
    -          Perkembangan pathogen didukung oleh anakan dan kelembaban tinggi.
    Inang lain
    -          Belum diketahui.
    Pengamatan
    -          Pengamatan dilakukan pada 10% populasi tanaman.
    -          Bagian tanaman yang diamati adalah pucuk dan daun tanaman.
    Pengendalian
    -          Cara kultur teknis:
    Penanaman sebaiknya pada musim kemarau.
    Menggunakan bibit sehat dan bebas penyakit.
    Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang.
    Pengaturan jarak tanam (tidak terlalu rapat) untuk mengurangi kelembaban udara.
     -          Cara fisik dan mekanis:
    Sanitasi lingkungan dengan mengumpulkan pucuk dan daun yang terinfeksi serta tidak produktif, selanjutnya dibakar untuk membunuh pathogen.
    Menjaga kondisi agroklimat disekitar tanaman agar tetap kering dengan saluran drainase.
     -          Cara biologi:
    Memanfaatkan musuh alami parasitoid selektif.
    Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
    -          Cara kimiawi:
    Memberikan perlakuan benih sebelum tanam dengan fungisida.
    Untuk mencegah serangan penyakit ini, lakukan penghembusan serbuk belerang dengan dosis 20-30 kg/ha atau yang direkomendasi.
    Menggunakan fungisida selektif dan efektif pada bagian pucuk dan daun tanaman terinfeksi sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi.
     
    4.        Bercak Trotol/Alternaria
    Penyebab: Cendawan (Alternaria porri)
     Gejala
    -          Terjadi bercak-becak melekuk pada daun, berwarna putih atau kelabu. Pada saat cuaca lembab, permukaan bercak dapt berwarna coklat atau hitam.
    -          Pada serangan lanjut terdapat bercak-bercak menyerupai cicin berwarna agak ungu dengan tepi agak merah atau keunguan dan dikelilingi oleh bagian berwarna kuning yang dapat meluas keatas atau kebawah bercak dan ujung daunnya mongering.
    -          Serangan trotol menyebabkan infeksi pada umbi, diawali dari bagian leher umbi ditandai berwarna kuning atau merah kecoklatan, sehinggga umbi membusuk dan berair.
    -          Serangan berat mengakibatkan jaringan umbi mongering dan berwarna gelap.
    Bentuk dan Bioekologi
    -          Konidium dan konidiofor berwarna hitam atau coklat, konidium berbentuk gada yang berseklat-sekat pada salah satu ujungnya membesar dan tumpul, ujung lainnya menyempit dan agak panjang.
    -          Konidium dapat disebarkan oleh angin dan menginfeksi tanaman melalui stomata atau luka yang terjadi pada tanaman.
    -          Pathogen dapat bertahan dari musim ke musim pada sisa tanaman.
    -          Keadaan cuaca yang lembab, mendung, hujan rintik-rintik dapat mendorong perkembangan penyakit.
    -          Kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan pathogen adalah keadaan drainase tanah yang buruk, suhu 30° - 32° C, pemupukan dengan dosis N tinggi yang tidak berkembang.
    Inang lain
    -          Bawang putih, sirsak, jeruk, mangga, manggis, leci, keweni, rambutan, apokat, jambu biji, delima, anggrek.
    -          Cendawan penyebab dapat bertahan berbulan-bulan pada ranting-ranting mati.
    Pangamatan
    -          Pada stadium pertumbuhan tunas:
    Amati adanya bercak-bercak kecil, malformasi daun dan gugur daun.
    -          Pada stadium pembungaan:
    Amati adanya gejala penyakit pada pembungaan yang telihat sampai batas kemampuan mata.
    Pengendalian
    -          Cara kultur teknis:
    Menggunakan benih sehat, bebas penyakit dan kultivar resisten.
    Merencanakan waktu tanam dengan tepat (kemarau).
    Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang.
    -          Cara fisik dan mekanis:
    Sanitasi lahan dengan membakar sisa tanaman sakit dan pemeliharaan drainase sebaik mungkin.
    Jarak tanam yang paling cocok (tidak telalau rapat) sesuai kondisi daerah setempat, sanitasi terhadap gulma dan pemeliharaan tanaman sebaik-baiknya.
    Menjaga lahan tidak tergenangdengan drainase yang baik.
    Jika terjadi hujan pada siang hari, segara siram dengan air bersih untuk mencuci pathogen yang menempal pada daun.
     -          Cara biologi:
    Memanfaatkan musuh alami parasitoid dan pathogen antagonis.
    Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
     -          Cara kimiawi:
    Apliklasi fungisia dapat dilakukan apabila:
    a.        Daun mengalami malformasi dan terjadi gugur daun.
    b.       Gejala terjadi pada malai bunga dan kondisi lingkungan menguntungkan bagi perkembangan penyakit.
    c.        Hujan turun secara terus menerus selama 1-2 hari, sehingga kelembaban menjadi tinggi.
    By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: bp4kkabsukabumi.net
    Written by Surya   
    Thursday, 23 August 2012

    Demikianlah Artikel PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH

    Sekianlah artikel PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.


    Anda sekarang membaca artikel PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/03/pengendalian-penyakit-tanaman-bawang.html


    Bagikan :
    +
    Previous
    Next Post »

    Artikel Terkait:

    0 Komentar untuk "PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH "

     
    Template By Kunci Dunia
    Back To Top