Segala Jenis Ikan

Informasi Segala Jenis ikan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN) - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Judul : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN)
link : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN)

Baca juga


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN)


I.      PERSYARATAN BAHAN BAKU UTAMA:
1.     Bahan baku utama yang digunakan adalah ikan.
2.     Bahan baku berupa ikan segar atau beku yang sudah atau belum disiangi.
3.     Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar.
4.     Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan.
5.     Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran sebagai berikut:
ü Kenampakan      : mata cerah, cemerlang
ü Bau                      : segar
ü Tekstur                : elastis, padat dan kompak

II.    PERSYARATAN SANITASI:
1.     Air sebagai media pembersih harus bersih. Adapun yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang bebas dari mikroba patogen dan sumber pencemar lainnya.
2.     Peralatan yang kontak langsung dengan bahan atau produk perikanan harus mudah dibersihkan, tahan karat (korosi), tidak merusak, dan tidak bereaksi dengan produk perikanan.
3.     Peralatan pengolahan produk harus selalu dalam keadaan bersih, bebas dari kerikil atau bahan lain yang dapat digunakan oleh serangga dan hama untuk tinggal.
4.     Untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang, penempatan sarana dan prasarana di ruangan penanganan atau pengolahan harus dapat memisahkan alur antara bahan yang belum bersih dengan alur bahan yang sudah bersih.
5.     Sebelum melakukan penanganan atau pengolahan produk perikanan, kedua tangan harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun.
6.     Produk perikanan yang jatuh ke lantai jangan diambil dan disatukan dengan produk perikanan lainnya meskipun jatuhnya ’belum lima menit’.
7.     Pemisahan antara bahan baku dengan produk akhir yang dihasilkan dapat dilakukan dengan mengatur alur proses sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kontak langsung diantara keduanya maupun kontak tidak langsung melalui pekerja.
8.     Bahan pengemas yang sudah rusak harus dikeluarkan dari ruang penyimpanan karena akan berpengaruh terhadap bahan pengemas lainnya.
9.     Produk yang disimpan pertama kali harus dikeluarkan lebih awal dibandingkan produk yang disimpan kemudian.
10. Limbah produk perikanan dikumpulkan dalam wadah khusus yang memiliki tutup.

III.  BAHAN (UNTUK PRODUKSI 1 KG):
1.     1 kg daging ikan 
2.     20 gr garam
3.     10 gr gula
4.     2 gr merica
5.     20 gr bawang putih
6.     30 gr bawang merah
7.     10 gr jahe
8.     150 gr tepung tapioka
9.     1 sdm mentega
10. 1 butir telur
11. 50 cc air es

Bahan lain:
1.     Tepung berbumbu (tempura mix)
2.     Minyak goreng

IV.  LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN:
1.     Daging ikan digiling sampai halus, dimasukkan ke dalam waskom.
2.     Ditambahkan garam, diuleni sampai menjadi adonan yang lengket.
3.     Ditambahkan bumbu-bumbu, diuleni sampai merata.
4.     Tepung tapioka dan tepung terigu dicampur, kemudian dimasukkan ke dalam adonan sedikit demi sedikit sambil ditambah air es.
5.     Adonan dibentuk menjadi bulat telur, ditusuk dengan stick, kemudian direbus sampai matang.
6.     Kaki naga diangkat dan ditiriskan,
7.     Tempura mix dibuat adonan yang kental dengan menambah sedikit air es.
8.     Kaki naga dicelupkan ke dalam adonan tempura mix (tepung berbumbu), kemudian digulingkan pada tepung roti (bread crumb) kering, dan ditekantekan agar tepung roti melekat kuat sehingga tidak mudah lepas pada saat digoreng.
Kaki naga dikemas dalam trays plastik, dan disimpan di dalam freezer.

Artikel disusun oleh: Fahrur Razi, S.ST (Penyuluh Perikanan pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan)

Demikianlah Artikel STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN)

Sekianlah artikel STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.


Anda sekarang membaca artikel STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN) dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2014/01/standar-operasional-prosedur-pengolahan_13.html


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGOLAHAN KAKI NAGA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI REGIONAL V (KALIMANTAN)"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top