BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare) - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare)
link : BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare)
BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare)
I. PENDAHULUAN
Manfish (Pterophyllum scalare) dikenal juga dengan istilah "Angel fish" bersal dari perairan Amazon AmerikaSelatan. Beberapa jenis ikan manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain :
v Diamond (berlian) berwarna perak mengkilau samapai hijau keabuan. Pada bagian kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur ke bagian punggung.
v Imperialmempunyai warna dasar peral. Tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis vertical berwarma hitam/cokelat kehitaman.
v Marble memiliki warna campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal.
v Black-Whitemempunyai warna hitam menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.
II. BIOLOGI
Secara sistematis ikan manfish tergolong ke dalam famili cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut :
v Memiliki warna dan jenis yang bervariasi.
v Berbentuk pipih dengan tubuh seperti anak panah.
v Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, tampak seperti busur yang berwarna gelap transparan.
v Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai kebagian ekor.
v Menjaga dan melindungi keturunannya.
v Bersifat omnivorus.
v Tergolong mudah menerima jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber.
III. PEMBENIHAN
A. Pengelolaan Induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah mencapai umur 7 bulan dengan ukuran panjang ± 7,5 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik antara lain pemberian pakan yang cukup dan baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex sp. Atau Chironomous sp. Selain itu perlu diberikan perlakuan obat secara periode sepertioxytetracyclin atau garam karena induk manfish sangat peka terhadap penyakit.
Sebelum dipijahkan, induk dipelihara secara masal (jantan dan betina) dalam akuarium besar (100 X 60 X 60) cm3. Setelah matang telur, induk manfish akan berpasangan dan memisah dari ikan lainnya, induk yang berpasangan tersebut dapat dipisahkan pada tempat pemijahan. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara memasangkan induk jantan dan betina secara langsung.
Perbedaan induk jantan dan betina adalah sebagai berikut :
v Induk jantan dicirikan dengan ukuran tubuh yang lebih besar, kepala terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung serta bentuk badan lebih ramping.
v Induk betina dicirikan dengan ukuran tubuh yang lebih kecil, kepala terlihat lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
B. Pemijahan
Induk manfish yang sudah siap dipijahkan dimasukkan dalam akuarium pemijahan (60 X 60 X 40) cm3 dengan tinggi air ± 30 cm. Ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap.
Induk manfish akan memijah pada malam hari, induk betina akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus misalnya potongan pipa PVC yang telah disiapkan dalam akuarium kemudian diikuti induk jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur sehingga telur-telur tersebut terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500 s/d 1.000 butir. Selama masa pemijahan induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex sp., Chironomus sp. Atau Daphnia sp. 3% dari bobot biomass dengan frekuensi 2 s/d 3 kali/hari.
C. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
a. Penetasan telur
Telur yang menempel pada substrat ditetaskan dalam akuarium penetasan (60 X50 X40) cm3 dengan kepadatan 1000 s/d 2000 butir telur. Akuarium dilengkapi dengan aerasi dan pemanas air (water heater) dipasang pada suhu 27 s/d 28° C serta ditambahkan methelene blue dengan dosis 1 ppm. Telur akan menetas setelah 2 s/d 3 hari dengan derajat penetasan berkisar 70 s/d 90%.
b. Pemeliharaan larva
Larva dipelihara selama 10 s/d 14 hari dengan kepadatan 20 s/d 50 ekor/liter, pakan diberikan sejak larva berumur 2 hari sampai dengan 7 hari dengan frekuensi 2 kali sehari ( pagi dan sore). Pakan yang diberikan berupa nauplii Artemia sp. selanjutnya dapat digantikan dengan Daphnia sp. Penyiphonan dilakukan setiap hari dengan volume 30% dari total volume air. Sintasan yang diperoleh berkisar 70 s/d 90 %.
D. Pendederan dan Pembesaran
a. Pendederan
Setelah berumur 10 s/d 14 hari benih dipindahkan ke bak pendederan, dengan kepadatan 10 s/d 30 ekor/liter. Pakan berupa Tubifex sp. atau Daphnia sp. diberikan sebanyak 10% dari bobot biomass dengan frekuensi pemberian 2 kali per hari, lama pemeliharaan 3 s/d 4 minggu dengan sintasan 70 s/d 90%.
b. Pembesaran
Benih hasil pendederan dipindahkan ke dalam bak/wadah pembesaran (bak fibre/bak semen) dengan kepadatan 3 s/d 5 ekor/liter atau 100 ekor/m2. Selama pembesaran diupayakan agar ada aliran air walaupun sedikit. Pakan yang diberikan berupa Tubifex sp. atau Daphnia sp. sebanyak 5% bobot biomass dengan frekuensi 2 kali per hari. Lama pemeliharaan 3 s/d 4 minggu dan ukuran yang dicapai berkisar 3 s/d 5 cm dengan sintasan 70 s/d 90%. Selanjutnya benih tersebut dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.
Jenis parasit yang biasanya menyerang benih/induk antara lain : Trichodina sp. , Chillodonella sp., dan Epystilys sp. sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hidrophilla.
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi penyakit parasiter antara lain : Formalin 25% dan NaCI 500 ppm, sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetracyline 5 s/d 10 ppm dengan perendaman 24 jam.Artikel disusun oleh: Fahrur Razi, S.ST (Penyuluh Perikanan pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan)
Demikianlah Artikel BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare)
Sekianlah artikel BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare) dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2014/03/budidaya-ikan-manfish-pterophyllum.html
0 Komentar untuk "BUDIDAYA IKAN MANFISH ( Pterophyllum scalare)"