cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya. - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya.
link : cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya.
cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya.
Tahap-tahap pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya.
Kolam pendederan berfungsi untuk membesarkan benih lele yang berumur 3-4 hari.
Kolam untuk pendederan sebaiknya sesuai ketentuan berikut.
Kolam pendederan I (minggu pertama hingga minggu kedua) memeliki lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm.
Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin sehingga jika tubuh benih lele bergesekkan dengan dinding tidak akan luka.
Permukaan air agak miring menuju pembuangan air.
Kemiringan dibuat berbeda 3 cm diantara kedua ujung lantai, yakni dekat tempat pemasukkan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pipa paralon berdiameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
Setiap kolam pendederan dipasang pipa untuk pemasukkan dan pipa pengeluaran.
Pada pipa pengeluaran duhubungkan dengan pipa plastik untuk mengatur petingian air -pada minggu ketiga benih dipindahkan ke kolam pendederan II.
Empat hingga enam hari kemudian atau setelah kuning telur pada benih lele habis terserap, benih akan terlihat lincah bergerak mencari pakan alami di sekitarnya.
Selama 12-17 hari benih lele ini telah dapat diberi pakan alami berupa cacing sutra dan pakan buatan berbentuk serbuk halus yang diberikan secara berangsur-angsur hingga benih lele mencapai ukuran standar 2/2 dna 2/3.
Jenis atau bentuk pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebiasaan atau tingkah laku ikan ketika makan, sehingga pakan benar-benar bermanfaaat.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam memilih pakan bagi benih ikan adalah sebagai berikut.
Hal ini karena sifat pakan alami yang bergerak tidak begitu akti sehingga memudahkan benih ikan menangkapnya.
Penggunaan pakan buatan sebaiknya tidak diberikan sebagai pakan awal benih ikan.
Pakan buatan disarankan deberikan sebagai pakan lanjutan ketika sistem pencernaan ikan sudah sempurna (kira-kira setelah berumur berumur tujuh hari).
Pada awal pemberian pakan sebaiknya sebaiknya dikombinasikan dengan pakan alami pada sore hari (satu kali) dan pada pagi/siang hari diberi pakan buatan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dan selera / nafsu makan ikan.
Namun, frekuensi pemberiannya sering (2 – 3 kali/hari), karena pakan buatan pada umumnya dapat mengotori air kolam pemeliharaan.
Hal yang tidak perlu diperhatikan dalam penggunaan pakan buatan adalah jangan memberikan pakan selagi ikan tidak mau makan atau sudah kenyang.
Sisa pakan yang tidak dimakan dan mengendap dalam kolam pemeliharaan sebaiknya cepat dibersihkan dan jangan dibiarkan terlalu lama.
Pembusukan sisa pakan tersebut dapat meracuni ikan dan menurunkan kualitas air yang dapat menyebabkan kematian.
Banyaknya pakan harian yang diberikan pada ikan didasarkan pada biomassa ikan.
Boimassa ikan adalah berat total ikan per unit area pada saat atau waktu yang tepat dengan menggunakan satuan kg/ha, kg/m2, g/m3.
Untuk memperkirakan biomassa ikan dalam kolam budi daya dapat dlakukan secara sempling, sampel ditimbang per individu (biomassa ikan dibagi berat ikan rata-rata per ekor).
Perkiraan yang tepat pada tingkat kelangsungan hidup ikan adalah dengan menghitung biomassa ikan, tetapi hal ini sulit dilakukan di lapangan.
Pada prakteknya kebanyakan pembudidaya ikan tidak konsisten, yakni tingkat kelangsungan hidup didasarkan pada data sebelumnya dan dianggap kola, berada pada kondisi sama.
Nilai ini diubah melalui pengamatan yang dikaitkan dengan mortalitas, kualitas air, dan penyakit.
Pemberian pakan harian dihitung dengan cara sebagai berikut.
Contoh:
Seleksi benih perlu dilakukan agar tercapai tingkat keseragaman ukuran (sesuai umur ikan) sekaligus untuk mendapat benih yang berkualitas; sehat, tidak cacat, dan memiliki laju pertumbuhan yang baik.
Alasan lain apabila tidak dilakukan penjarangan dapat menyebabkan.
Awal seleksi benih lele biasanya dimulai pada umur 12-17 hari setekah fase penetasan telur.
Dalam proses seleksi, benih lele yang berukuran lebih kecil (kerdil atau krucilan) disisihkan dan dipelihara di tempat terpisah, demikian halnya benih yang berukuran besar, benih yang terserang penyakit, dan benih yang cacat.
Setelah 21 hari kemudian lele diseleksi lagi.
Seleksi benih lele pada tahap kedua ini akan menghasilkan 2 ukuran standar yaitu 3-5 dan 4-6
A. PERSIAPAN KOLAM PENDEDERAN
ukuran lele pada hari ke 3-4 hari |
Kolam untuk pendederan sebaiknya sesuai ketentuan berikut.
Kolam pendederan I (minggu pertama hingga minggu kedua) memeliki lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm.
Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin sehingga jika tubuh benih lele bergesekkan dengan dinding tidak akan luka.
Permukaan air agak miring menuju pembuangan air.
Kemiringan dibuat berbeda 3 cm diantara kedua ujung lantai, yakni dekat tempat pemasukkan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pipa paralon berdiameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
Setiap kolam pendederan dipasang pipa untuk pemasukkan dan pipa pengeluaran.
Pada pipa pengeluaran duhubungkan dengan pipa plastik untuk mengatur petingian air -pada minggu ketiga benih dipindahkan ke kolam pendederan II.
kolam ikan lele umur 3-4 hari |
B. PEMBERIAN PAKAN
pemberian pakan cacing sutra pada lele |
Selama 12-17 hari benih lele ini telah dapat diberi pakan alami berupa cacing sutra dan pakan buatan berbentuk serbuk halus yang diberikan secara berangsur-angsur hingga benih lele mencapai ukuran standar 2/2 dna 2/3.
Jenis atau bentuk pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebiasaan atau tingkah laku ikan ketika makan, sehingga pakan benar-benar bermanfaaat.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam memilih pakan bagi benih ikan adalah sebagai berikut.
- Pakan yang mengandung nutrisi yang cukup dna seimbang
- Pakan harus menarik bagi ikan (menimbulkan selera makan) sehingga begitu pakan diberikan, lkan langsung memburu dan memakannya.
- Pakan yang baik harus mudah dicerna, karen pakan yang tidak dapat dicerna tidak dapat diserap oleh tubuh.
- Pakan buatan mudah doperoleh, tetapi biayanya mahal, sedangkan pakan alami mudah diproduksi masal dan biayanya murah.
Hal ini karena sifat pakan alami yang bergerak tidak begitu akti sehingga memudahkan benih ikan menangkapnya.
Penggunaan pakan buatan sebaiknya tidak diberikan sebagai pakan awal benih ikan.
Pakan buatan disarankan deberikan sebagai pakan lanjutan ketika sistem pencernaan ikan sudah sempurna (kira-kira setelah berumur berumur tujuh hari).
Pada awal pemberian pakan sebaiknya sebaiknya dikombinasikan dengan pakan alami pada sore hari (satu kali) dan pada pagi/siang hari diberi pakan buatan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dan selera / nafsu makan ikan.
Namun, frekuensi pemberiannya sering (2 – 3 kali/hari), karena pakan buatan pada umumnya dapat mengotori air kolam pemeliharaan.
Hal yang tidak perlu diperhatikan dalam penggunaan pakan buatan adalah jangan memberikan pakan selagi ikan tidak mau makan atau sudah kenyang.
Sisa pakan yang tidak dimakan dan mengendap dalam kolam pemeliharaan sebaiknya cepat dibersihkan dan jangan dibiarkan terlalu lama.
Pembusukan sisa pakan tersebut dapat meracuni ikan dan menurunkan kualitas air yang dapat menyebabkan kematian.
Banyaknya pakan harian yang diberikan pada ikan didasarkan pada biomassa ikan.
Boimassa ikan adalah berat total ikan per unit area pada saat atau waktu yang tepat dengan menggunakan satuan kg/ha, kg/m2, g/m3.
Untuk memperkirakan biomassa ikan dalam kolam budi daya dapat dlakukan secara sempling, sampel ditimbang per individu (biomassa ikan dibagi berat ikan rata-rata per ekor).
Perkiraan yang tepat pada tingkat kelangsungan hidup ikan adalah dengan menghitung biomassa ikan, tetapi hal ini sulit dilakukan di lapangan.
Pada prakteknya kebanyakan pembudidaya ikan tidak konsisten, yakni tingkat kelangsungan hidup didasarkan pada data sebelumnya dan dianggap kola, berada pada kondisi sama.
Nilai ini diubah melalui pengamatan yang dikaitkan dengan mortalitas, kualitas air, dan penyakit.
Pemberian pakan harian dihitung dengan cara sebagai berikut.
Pemberian pakan harian: WxNxSxR
W(g) : bobot rata-rata ikan/ekor selama masa pemeliharaan yang di tentukan.
N(ekor): jumlah ikan pada awal penebaran.
S(%):perkiraan kelangsungan hidup ikan selama masa pemeliharaan yang ditentukan.
R(%): banyaknya pakan yang diberikan.
W(g) : bobot rata-rata ikan/ekor selama masa pemeliharaan yang di tentukan.
N(ekor): jumlah ikan pada awal penebaran.
S(%):perkiraan kelangsungan hidup ikan selama masa pemeliharaan yang ditentukan.
R(%): banyaknya pakan yang diberikan.
Contoh:
Jumlah ikan dalam 1 ha kolam = 50.000
Bobot setelah 30 hari = 5 g
Perkiraan kelangsungan hidup = 90%
Jumlah pakan yang diberikan = 8%
Pemberian pakan harian = WxNxSxR = 5 g x 50.000 x 0,90 x 0,08/hari
Pada umumnya pakan benih ikan lele selama daur hidupnya adalah sebagai berikut.Bobot setelah 30 hari = 5 g
Perkiraan kelangsungan hidup = 90%
Jumlah pakan yang diberikan = 8%
Pemberian pakan harian = WxNxSxR = 5 g x 50.000 x 0,90 x 0,08/hari
- pada hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat pakan dari kuning telur yang dibawa ketika menetas.
- pada hari keempat sampai minggu kedua benih lele diberi pakan zooplankton, yaitu Daphina sp. Dan Artemia sp. Daphina sp. Dan Artemia sp mempunyai protein 60%. Pakan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa ikan setiap hari yang dibagi dalam empat kali pemberian. Pakan ditebar di sekitar tempat pemasukkan air.
- pada minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa ikan setiap hari.
C. SELEKSI BENIH LELE
macam-macam ukuran lele |
Alasan lain apabila tidak dilakukan penjarangan dapat menyebabkan.
- Ikan bersedakkan sehingga tubuhnya akan terluka
- terjadi perebutan ransum pakan dan suatu saat dapat memicu munculnya kanibalisme
- suasana ikan tidak sehat karena menumpuknya CO2 dan NH2, dan kurangnya oksigen sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
Awal seleksi benih lele biasanya dimulai pada umur 12-17 hari setekah fase penetasan telur.
Dalam proses seleksi, benih lele yang berukuran lebih kecil (kerdil atau krucilan) disisihkan dan dipelihara di tempat terpisah, demikian halnya benih yang berukuran besar, benih yang terserang penyakit, dan benih yang cacat.
Setelah 21 hari kemudian lele diseleksi lagi.
Seleksi benih lele pada tahap kedua ini akan menghasilkan 2 ukuran standar yaitu 3-5 dan 4-6
Demikianlah Artikel cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya.
Sekianlah artikel cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya. dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2017/08/cara-pemeliharaan-lele-setelah-menetas.html
0 Komentar untuk "cara pemeliharaan lele setelah menetas dari telurnya."