Segala Jenis Ikan

Informasi Segala Jenis ikan

Budidaya Semangka

Budidaya Semangka - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya Semangka , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Judul : Budidaya Semangka
link : Budidaya Semangka

Baca juga


    Budidaya Semangka





     
     
    I.                  PENDAHULUAN
     
    Semangka merupakan tanaman semusim berbatang merambat yang berasal dari Benua Afrika. Semangka biasa dinikmati dalam bentuk segar. Kandungan air pada buah semangka mencapai 94% dari total bobotnya, sehingga buah ini sering dijadikan sebagai buah penghilang dahaga. Semangka muda di pedesaaan sering digunakan sebagai bahan sayuran. Biji buah semangka yang sudah tua juga sering dipakai sebagai obat cacing oleh masyarakat pedesaan.
     
     II.                EKOLOGI
     
    2.1.           Ketinggian Tempat Tanam
    Ketinggian 100-400 meter di atas permukaan laut (dpl) cocok untuk menanam tanaman semangka. Namun, saat ini sudah ada beberapa varietas semangka yang cocok ditanam di dataran tinggi hingga 900 meter dpl.
     
    2.2.           Keadaan Tanah
    Semangka sebaiknya ditanam di lahan bertekstur remah atau gembur, subur dan banyak mengandung unsur hara. Semangka membutuhkan tanah dengan keasaman (pH) berkisar 5-7. Penetralan tanah dilakukan dengan pengapuran.
     
    2.3.           Sinar Matahari
    Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhannya. Lahan penanaman sebaiknya tidak tertutupi naungan atau tanaman lain yang dapat menghalangi pancaran sinar matahari.
     
    2.4.           Suhu
    Suhu ideal untuk pertumbuhan semangka, baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif adalah 24-30oC. Perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam dapat mengganggu pertumbuhan semangka.
     
    2.5.           Curah Hujan
    Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan semangka berkisar antara 40-50 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan serangan berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun cendawan.
     
     
    III.              JENIS-JENIS SEMANGKA
     
    Di Indonesia dikenal dua jenis semangka, yaitu semangka lokal dan semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada semangka berbiji dan semangka non biji.
     
    3.1.           Semangka Lokal
    a.        Semangka Sengkaling
                  Berasal dari daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Berbentuk oval dan memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah semangka ini berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling merupakan semangka open polineted(semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya ditanam kembali).
     
    b.        Semangka Bojonegoro
    Berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini banyak, berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan kuaci.
     
    3.2.           Semangka Hibrida
    a.        Sweet Beauty
    Salah satu semangka unggulan Know You Seed. Beratnya 3-4 kg. Kulitnya berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga ujung buah.  Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula 12-14%. Semangka Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari sejak ditanam di lahan.
     
    b.        Golden Crown
    Diproduksi oleh Know You Seed. Berbentuk bulat memanjang, kulitnya berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula sekitar 12%, dan berbiji kecil.
     
    c.        New Dragon
    Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan bentuk bulat memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan tahan terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).
     
    d.        Farmer Giant
    Sesuai namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer Giant relatif tahan terhadap CMV.
     
    e.        Yellow Baby
    Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar 15 cm dan berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan corak memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah semangka ini berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.
     
    f.         Quality
    Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya mencapai 7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan dengan corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat manis dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan untuk tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.
     
    IV.             PERSIAPAN BUDI DAYA
     
    4.1.           Pembukaan Lahan
    Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu, sisa-sisa tanaman sela, ataupun tanaman palawija musim tanam sebelumnya. Hindari penggunaan lahan bekas panen tanaman Solanacearum,seperti cabai atau tomat. Hal ini untuk mencegah serangan cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas. Kedua penyakit ini mampu bertahan didalam tanah hingga dua tahun, sehingga dapat menyerang tanaman semangka.
     
    4.2.           Pencangkulan dan Pembersihan Lahan
    Pencangkulan dilakukan hingga kedalaman sekitar 30 cm. Lahan dicangkul agar strukturnya menjadi gembur. Setelah dicangkul, lahan dibiarkan sekitar satu minggu.
     
    4.3.           Pembuatan Bedengan dan Pengapuran
    Bedengan dibuat untuk memaksimalkan hasil panen dan mengurangi serangan hama serta penyakit, terutama penularan penyakit antar tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang maksimum 12 m. Tinggi ideal bedengan 40 cm. Pada musim hujan tinggi, bedengan bisa dinaikkan hingga 60 cm. Jarak ideal antar bedeng adalah 60 cm. Bedengan sebaiknya dibuat sejajar dengan arah sinar matahari, yaitu memanjang dari arah Timur ke Barat.
    Pengapuran dapat dilakukan saat membuat bedengan. Kapur yang digunakan sebaiknya kapur pertanian (dolomit). Pengapuran dilakukan dengan cara menyebarkan di permukaan bedengan, kemudian bedengan dicangkul kembali hingga kapur tercampur merata dengan media tanam. Dosis rata-rata kapur yang diberikan di Pulau Jawa adalah 1,5 ton per hektar.
     
    4.4.           Pemupukan Awal
    Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit semangka ditanam di bedengan. Hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhannya, tanaman semangka membutuhkan unsur hara lengkap. Pupuk awal yang diberikan berupa pupuk kandang dari kotoran ternak dan pupuk buatan atau pupuk kimia berupa NPK, atau campuran antara Urea, ZA, SP36, dan KCl.
    Pemupukan menggunakan pupuk kandang sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum penanaman. Pupuk yang digunakan bisa berupa kotoran sapi, kerbau, kambing, ataupun kotoran ayam. Perlu diperhatikan bahwa kotoran ternak yang digunakan adalah yang sudah matang atau sudah jadi pupuk. Pupuk kandang yang sudah jadi tidak berbau dan suhunya sekitar 30oC. Sebaliknya, pupuk kandang yang belum jadi masih memiliki bau yang menyengat dan bersuhu tinggi. Pemakaian pupuk kandang mentah dapat merusak akar tanaman, bahkan dapat membuat bibit tanaman mati.
    Budidaya semangka intensif menggunakan ajir memerlukan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg per tanaman. Teknik pemberian pupuk yang ideal untuk penanaman dengan sistem mulsa adalah dengan menebarkan pupuk di lahan bedengan secara merata, kemudian tanah bedengan diaduk menggunakan cangkul sampai pupuk tercampur merata. Takaran pupuk mengikuti pola dan jarak tanam yang digunakan. Bila pola penanaman berjajar dua baris dalam satu bedeng dengan jarak dalam baris 90 cm, tiap jarak 90 cm ditebarkan 3 kg pupuk kandang.
    Pupuk kimia yang digunakan untuk pemupukan awal tanaman semangka adalah Urea, ZA, SP36, KCl, dan Borat. Selain itu, bisa juga ditambahkan pestisida seperti Furadan atau Indofuran. Budidaya semangka secara intensif membutuhkan pupuk Urea 14 gram, ZA 36 gram, SP36 26 gram, KCl 22 gram, Borat 1 gram, dan Furadan atau Indofuran sebanyak 5 gram per tanaman.
    Pemberian pupuk kimia pada budidaya tanaman semangka dengan menggunakan mulsa dilakukan tepat sebelum pemasangan mulsa. Waktunya satu minggu setelah pemberian  pupuk kandang atau satu minggu sebelum penanaman. Pemberian pupuk kimia dilakukan dengan cara ditaburkan di atas permukaan bedengan dengan dosis 200 gram campuran pupuk per 90 cm panjang bedengan. Setelah pupuk ditaburkan, bedengan dicangkul hingga pupuk tercampur rata dengan tanah. Kemudian bedengan disiram dan dipasangi mulsa plastik.
     
    4.5.           Pemasangan Mulsa
    Mulsa yang biasa digunakan dalam penanaman semangka adalah mulsa jerami atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna perak yang terdapat pada permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar untraviolet ke permukaan bawah daun, yang biasanya ditempati oleh berbagai hama, seperti aphid, thrips, tungau, ulat, dan pathogen berupa cendawan.
    Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari sedang bersinar terik, tujuannya agar mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang secara maksimal.
     
     
    V.               PEMBIBITAN
     
    5.1.           Mempersiapkan Media Tanam
    Pembibitan dapat dilakukan di dalam polybag ataupun plastik bening dengan diameter 4-5 cm. Media tanam dapat berupa campuran tanah gembur atau humus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Untuk melengkapi unsur hara, NPK sebanyak satu sendok makan dapat ditambahkan ke dalam 20 kg campuran media tanam. Sebelum media dipergunakan, sebaiknya diayak dulu untuk menghilangkan kotoran.
    Serangan hama dan penyakit pada bibit semangka bisa dicegah dengan pemberian pestisida di media tanam sesuai dosis pada kemasan. Cara lain melalui sterilisasi media tanam dengan cara disangrai. Setelah siap, masukan media tanam ke dalam polybag sampai 2/3 bagian.
     
    5.2.           Pembenihan
    Biji semangka mempunyai kulit yang keras sehingga sulit berkecambah. Untuk merangsang pertumbuhannya, biji semangka harus "dibangunkan" dari masa dormansinya. Caranya dengan merendam bji semangka ke dalam air hangat bersuhu sekitar 40oC sejak pagi hingga sore hari. Setelah direndam, biji ditiriskan dan dibungkus menggunakan kain basah selama semalam. Keesokan paginya biasanya kulit semangka sudah retak dan biji mudah berkecambah. Perendaman juga bagian dari sortasi, biji yang mengambang berarti biji yang jelek.
     
    5.3.           Penanaman Benih
    Sebelum benih semangka dimasukkan ke dalam polybag, terlebih dahulu dibuat lubang tanam menggunakan kayu atau bambu bulat dengan diameter dan kedalaman sekitar 0,5 cm. Setelah itu, benih semangka ditanam lalu ditutupi dengan pupuk kandang halus.
    Untuk menghindari hama dan penyakit, serta untuk mempertahankan kelembaban, bedengan pembibitan ditutup rapat menggunakan plastik bening yang diberi rangka bambu berbentuk setengah lingkaran. Ukuran bedengan untuk 16.000-17.000 benih semangka memiliki panjang 23-24 meter, lebar 110-125 meter, dan tinggi sekitar 75 cm. Pada hari ketiga biasanya lembaga biji sudah keluar, kemudian diikuti dengan tumbuhnya daun beserta sulur. Lahan seluas 1 ha membutuhkan benih semangka sebanyak 650 gram yang akan menghasilkan sekitar 9000 tanaman.
     
    5.4.           Pemeliharaan Bibit
    Pemeliharaan dilakukan antara lain dengan penyiraman setiap kali terlihat kering. Setelah tumbuh dua helai daun, tudungan plastik dibuka sebelum pukul 9 pagi dan sesudah pukul 5 sore agar tanaman terkena sinar matahari langsung. Sejak hari ke-15, tudungan dilepas agar tanaman mudah beradaptasi terhadap sinar matahari. Bibit siap dipindahkan apabila sudah berumur 20 hari atau sudah mengeluarkan empat helai daun.
     
     
    VI.             PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
     
    6.1.           Penanaman
    Lahan penanaman atau bedengan yang akan ditanami sebaiknya diairi terlebih dahulu satu hari sebelumnya. Caranya dengan merendam bedengan dengan air pada areal lahan sawah. Perendaman lahan tegalan dilakukan dengan cara menyiram bedengan menggunakan selang di setiap lubang tanam. Hal ini biasanya dilakukan pada musim kemarau, untuk mencegah kekeringan.
    Penanaman bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik, dilakukan dengan cara menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada mulsa sebatas leher akar. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka tidak menempel di mulsa plastik, karena dapat terbakar dan gosong, bahkan bibit semangka dapat  mati.
     
    6.2.              Pemeliharaan
    6.2.1.         Penyulaman
    Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut bibit semangka yang tumbuh tidak sempurna atau mati pada umur kurang dari 1 bulan beserta media tanam disekitarnya. Setelah itu disulam dengan bibit semangka yang sehat. Proses penyulaman sama dengan proses penanaman bibit pada awal penanaman.
                   6.2.2.         Pemasangan Ajir (Turus)
    Pemasangan ajir bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, mengefisienkan lahan tanam, dan memudahkan perawatan. Ajir yang dibuat sebaiknya dari bambu jenis betung. Ajir dibuat dengan cara membelah batang bambu menjadi empat bagian dengan panjang sekitar dua meter. Salah satu ujung ajir kemudian diruncingkan, agar mudah ditancapkan. Setelah jadi, ajir ditancapkan di bedengan dekat batang semangka dengan kedalaman sekitar 25 cm. Bagian atas ajir kemudian disatukan hingga membentuk huruf X, lalu diikat menjadi satu, jaraknya sekitar 25 cm dari ujung ajir. Ikatan ajir yang satu dengan yang lain dapat diperkuat dengan cara dihubungkan menggunakan bambu panjang dan tipis. Jika dilihat dari ujung bedengan, turus akan dilihat seperti huruf A. Untuk menyangga buah semangka, antar ajir dapat dibuat para-para dengan ketinggian sekitar 10 cm dari bedengan.
                   6.2.3.         Pemangkasan dan Pembentukan Cabang
    Pemangkasan bertujuan untuk membentuk percabangan dan meningkatkan kualitas buah. Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 10 hari dengan memotong ujung ruasnya. Pemangkasan kedua pada umur 35 hari untuk memilih dua cabang utama yang sehat dan akan menghasilkan buah.
    Untuk mencegah penularan penyakit pada saat pemangkasan, terutama yang disebabkan oleh cendawan Fusariumdan bakteri Pseudomonas, cutter atau gunting yang digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida dengan dosis 2 ml  per 1 liter air.
    Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah setelah pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore agar luka bekas pemangkasan cepat kering. Untuk mencegah serangan jamur di luka bekas pemangkasan, tanaman disemprot menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, atau Preficur N sesuai dosis anjuran.
     
    6.2.4.         Perempelan Bunga dan Penjarangan Buah
    Bunga yang dapat menjadi buah adalah bunga yang muncul dari cabang ke delapan, sehingga yang dipelihara adalah bunga yang ada di cabang ke delapan dan seterusnya.
    Setelah bunga menjadi buah, lakukan penyortiran terhadap buah yang bentuknya tidak sempurna atau terserang hama penyakit. Dalam satu cabang sebaiknya hanya disisakan satu buah. Seleksi terhadap buah dilakukan pada umur 40-50 hari.
     
                   6.2.5.         Penyiraman
    Penyiraman perlu dilakukan dengan rutin. Semangka yang ditanam di lahan pesawahan biasanya dialiri air hingga bedengan terendam. Sementara itu, semangka yang ditanam di lahan tegalan dapat disiram menggunakan ember atau selang.
     
                   6.2.6.         Pemupukan Susulan
    Pemupukan susulan dilakukan untuk mendukung masa pembentukan bunga, buah, dan masa pembesaran buah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk akar atau pupuk daun yang banyak mengandung unsur hara mikro.
    a.           Pupuk akar
    Pemupukan susulan pertama pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan yang kedua pada umur 45 HST. Pupuk yang diberikan berupa 2 kg NPK 15:15:15 dan 1 kg KNO3 dalam 200 liter air.
     
    b.           Pupuk daun
    Pemupukan pada daun dimaksudkan untuk menyuplai unsur hara mikro yang tidak dapat diserap akar. Pupuk daun yang dapat diberikan anatara lain Gandasil, Growmore, dan Multimicro yang bisa ditambahkan ZPT atonik. Bagian daun yang disemprot adalah seluruh permukaan daun. Untuk mengatasi terhambatnya resapan pupuk akibat permukaan daun semangka dapat digunakan perekat, seperti Citowett.
     
     
    VII.           PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
     
    7.1.           Hama
     
    a.        Kutu Putih
    Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan dan tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang manis dapat mendatangkan semut. Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi penyebar penyakit embun jelaga. Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan juga pemberantasan semut yang menjadi alat penyebarannya. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.
     
    b.        Thrips (Thrips parvispinus)
    Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak keperakan pada daun semangka. Daun yang terserang menjadi keriting karena cairannya diisap. Thrips dapat menjadi vektor berbagai virus, seperti TMV dan PMV. Perkembangbiakan Thrips secara aseksual (tak kawin) sehingga penyebarannya sangat cepat.
     
    c.        Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp))
    Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa tulang daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat fotosintesis terhambat.
    Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau dengan cara kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga sanitasi kebun dan menggunakan perangkap ulat.
     
    d.        Kutu Daun (Myzus percicae)
    Kutu daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun, menyebabkan daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang terserang menjadi kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga, virus dan mendatangkan semut. Pengendalian dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan aktif imidalkloprid, fipronil, dan protiofos secara bergantian.
     
    e.        Semut dan Belalang
    Semut dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di persemaian. Kedua jenis hama ini memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat ditanam kembali atau hingga bibit mati. Serangan semut dan belalang bisa ditanggulangi dengan menggunakan insektisida racun kontak atau perut atau dengan menyebarkan insektisida berbahan aktif karbofuran seperti Furadan 3G, Petrofur, dan Curater di media persemaian.
     
    7.2.           Penyakit
     
    a.        Layu Fusarium
    Cendawan Fusarium menyukai daerah lembab dan sering menyerang saat musim hujan. Penyakit ini menyerang mulai daerah dengan ketinggian sedang hingga tinggi. Tanaman semangka yang terserang akan layu, mengering, kemudian mati.
    Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pemakaian surfaktan  (perata dan perekat) pada musim hujan sangat  dianjurkan. Tanaman yang terserang sebaiknya disingkirkan dan dimusnahkan agar penyakit tidak menular. Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang dapat dilakukan untuk memutus siklus hidup cendawan ini.
     
    b.        Layu Bakteri
    Layu bakteri pada tanaman semangka disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Bagian tanaman yang terserang layu bakteri ketika dipotong dan dimasukkan ke dalam air bersih akan mengeluarkan cairan berwarna putih. Serangan layu bakteri biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang kondisinya lembab dan panas. Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui air, angin, dan peralatan yang digunakan.
    Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida Agrept 20 WP atau Agrimycin. Lahan yang terserang penyakit ini sebaiknya ditaburi kapur pertanian dan selama dua tahun tidak ditanami tanaman yang bisa menjadi inang Pseudomonas.
     
    c.        Busuk Daun (Phytophthora infestans)
    Penyakit ini dikenal juga dengan nama cacar, terlihat dari munculnya noda hitam di daun dan buah. Bagian yang  terserang menjadi kering, keras, dan busuk. Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kelembaban kebun, melakukan pemangkasan secara teratur, dan menjaga sanitasi kebun. Busuk daun dapat diberantas menggunakan Bubur Bordeaux 1-3%, Akofol 50 WP, Preficur N, Prufit PR 10/56 WP, Ridomil, Dhitane, dan Antracol.
     
    d.        Busuk Buah (Colectroticum sp.)
    Serangan cendawan ini ditandai dengan munculnya bercak coklat yang semakin melebar di buah semangka. Pada serangan yang parah, buah akan menjadi kering, busuk dan keriput. Penyakit ini biasanya menyerang buah semangka muda, sehingga mengurangi hasil panen hingga 75%.
    Serangan penyakit busuk buah dapat diatasi dengan mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat, melakukan pemangkasan secara teratur dan melakukan penyemprotan fungisida sistemis atau fungisida kontak yang berbahan aktif karbendazim fenorimol secara teratur.
     
    e.        Busuk Leher (Phytium ultimum)
    Biasanya menyerang bibit, tapi kadang-kadang juga menyerang tanaman dewasa. Gejala yang terlihat adalah munculnya  bercak warna hitam yang basah di pangkal batang, lama-kelamaan tanaman yang terserang akan roboh.
    Serangan busuk leher dapat dicegah dengan menjaga kelembaban lahan dan memberikan fungisida pada benih.
     
    f.         Virus (Cucumber Mozaik Virus)
    Daun yang terserang virus ini akan keriting, berkerut dan tampak bercak kuning. Tanaman yang terserang menjadi tidak normal pertumbuhannya. Buah pun menjadi abnormal atau kerdil. Penyakit akibat virus tidak dapat disembuhkan. Cara menanggulanginya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang. Cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan lahan.
     
    g.       Kudis (Cladosporium cucumerinum)
    Serangan dapat menimbulkan bercak hijau kecoklatan pada buah, kemudian akan muncul lekukan. Sepintas serangan terlihat seperti kudis pada manusia. Dari bercak akan keluar cairan seperti getah karet. Selain menyerang buah, kudis juga menyerang daun. Pada daun yang terserang akan muncul bercak berwarna kuning. Pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari gulma, menanam varietas yang tahan terhadap penyakit, dan melakukan rotasi tanaman. Untuk menghambat serangan kudis digunakan fungisida Manzate atau Ridomil MZ.
     
    h.       Busuk Batang (Botryodiploida theobromae)
    Busuk batang menyerang cabang dan tangkai tanaman. Bagian yang terserang menjadi berwarna coklat. Setelah itu cendawan akan membentuk miselium di kulit buah. Bagian tanaman yang terluka sangat rentan terhadap penyakit busuk batang. Membersihkan lahan dari sampah dan gulma dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ini. Fungisida yang dianjurkan untuk menanggulangi penyakit ini adalah Delsene MX 200 atau Derosal 500 SC.
     
    i.         Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
    Serangan embun tepung menghebat pada musim kemarau, sedangkan pada suhu rendah cendawan membentuk konidium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak berwarna putih berbentuk bulat di permukaan bawah daun. Semakin lama bercak semakin melebar hingga seluruh daun tertutupi tepung berwarna putih. Setelah itu daun menjadi berwarna coklat dan keriput. Tanaman yang terserang lama-kelamaan akan mati. Tanaman yang terserang penyakit ini harus dicabut dan dimusnahkan. Pengendalian penyakit ini dapat menggunakan pestisida Afugan 300 EC atau Calixin 750 EC.
     
    j.         Antraknosa (Colletotrichum lagenarium)
    Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak bulat berwarna kecoklatan pada daun. Bercak semakin lama semakin membesar, menyatu, dan muncul bercak kehitaman dengan bagian tengah berwarna putih dan spora yang berwarna kemerahan. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan sanitasi lahan dan pengaturan jarak tanam menjadi agak renggang. Serangan Antraknosa bisa dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Dithane M-45 atau Derosal 60 WP.
     
     
    VIII.         PANEN DAN PASCA PANEN
     
    Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau varietasnya dan pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin lambat waktu panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100 HST.
                  Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan dengan cara :
    1.        Memukul-mukul buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap panen akan mengeluarkan bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda.
    2.        Melihat kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna terang dan sudah tidak dilapisi lilin.
    3.        Melihat batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya berwarna coklat kekuningan. Tangkai muda berwarna hijau dan berbulu halus.
    Cara memanen buah semangka yang baik adalah dengan memotong batang buah tepat di pangkal batang yang berbatasan dengan cabang. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik embun hilang dan pada saat tidak hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya cendawan penyebab penyakit yang akan merusak buah semangka pada saat diangkut atau disimpan.
    By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: bp4kkabsukabumi.net
    Written by nin@   
    Monday, 27 February 2012

    Demikianlah Artikel Budidaya Semangka

    Sekianlah artikel Budidaya Semangka kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.


    Anda sekarang membaca artikel Budidaya Semangka dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/03/budidaya-semangka.html


    Bagikan :
    +
    Previous
    Next Post »

    Artikel Terkait:

    0 Komentar untuk "Budidaya Semangka "

     
    Template By Kunci Dunia
    Back To Top