Penyakit Tanaman Jeruk - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Penyakit Tanaman Jeruk , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Penyakit Tanaman Jeruk
link : Penyakit Tanaman Jeruk
Penyakit Tanaman Jeruk
1. Citrus vein phloem degeneration (CVPD) Citru Huang Lung Bin/citrus greening Penyebab : bakteri liberobacter asiaticum Gejala: - Daun pada tajuk tanaman tampak kaku dan berwarna kuning. - Jumlah tajuk daun yang menunjukan gejala tergantung pada tingkat intensitas seranganya, mungkin hanya bagian kecil dari bagian tanaman, pada sebagian tajuk kecil dari bagian tanaman, pada sebagian tajuk atau seluruh tajuk tanaman. - Tulang-tulang daun atau urat-urat daun tampak lebih menonjol dengan warna tetap hijau. - Pengalaman mikroskopis terhadap potongan melintang tulang daun menunjukan kerusakan tampak bahwa jaringan floem daun tanaman sakit yang di tunjukan dengan adanya jalur putih. - Ukuran buah jeruk yang di hasilkan menjadi kecil-kecil hingga sebesar kelereng (dikenal dengan buah nilik). Penetapan tanaman jeruk terserang CVPD harus hati-hati, dilapangan baik petugas maupun petani masih mengalami keracunan, karena gejala serangan penyakit ini mirip denagan gejala kekurangan unsur hara mikro seperti Zn, Fe, Mn, Mg dan lainya. Bentuk dan Bioekologi: - Bentuk mortopologi belum diketahui, potogen ini dapat di keluarkan melalui bibit tanaman sakit dan fektor diafhorina citri yang viruliverous (mengandung petogen penyebab penyakit yang dapat di tularkan). - Vektor diforina citri baru dapat menularkan CVPD ke tanaman sehat 168-380 jam setelah menghisap tanaman sakit. Gejala penyakit tampak pada tanaman ± 4,5 bulan setelah penularan penyakit. - Penularan melalui alat pertanian yang di gunakan dalam pengolahan tanah maupun penangkasan masih perlu di buktikan. - Kecepatan penularan penyakit ini di pengaruhi oleh serangga penular (vektor), kecepatan angin, tingkat ketahanan varietas tanaman dan lainya. Inang lain: Family Rutacea, seperti Poncirus trifoliateRaf., kemuning (Murraya paniculata L.), swinglea glutinosa Mert, claussena indica, Atalantiaa missionis dan tripassia aurantiola, dapak dara/perinkwel (vinca rosea L.), maja (aegle mrmoles) dan kawista (limno citrus lettoralis). Pengamatan: - Pengamatan di lakukan pada 10% populasi tanaman. - Bagian tanaman yang di amati adalah daun, buah dan tajuk. - Ambang pengendalian untuk penyakit CVPD adalah penyakit/daun = 0, artinya meskipun hanya daun, maka harus di lakukan tindakan pengendalian. Pengendalian: Cara karantina - Melarang peredaran benih jeruk yang tidak jelas asal-usulnya. - Melarang memasukan benih jeruk dari daerah serangan endemis ke daerah bebas serangan CVPD. - Pemberian sanksi hukum terhadap pelaku pelanggaran pada penangkaran dan peredaran bibit. - Penerapan peraturan tentang tata cara penangkaran, peredaran dan penggunaan benih dalam budidaya jeruk. Cara kultur teknis - Penggunaan bibit jeruk bebas penyakit. - Menanam bibit jeruk pada lahan yang aman dan terbebas dari sumber inokulum CVPD. - Menerapan pengelolaan teknologi kebun jeruk sehat (PTKJS). Cara fisik dan mekanis - Eradikasi dan sanikasi kebun terhadap inang lain CVPD dan Diaphorina citri. - Eradikasi tanaman terserang CVPD. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid, predator dan patogen selektif. - Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif. 2. Busuk Pangkal Batang/Browen Rot Gummosis Penyebab: cendawan phytopthora paracitica Dast., P. citropothora (R.E. sm & E.H sm) Leonian, P.nicotianeae B. de haan (dast) waterh dan P..palmivora butl. Gejala: - Menyerang bagian pangkal batang atau bagian sambungan antara batang atas dan bawah untuk benih jeruk okulasi. - Gejala awal yang tampak berupa bercak basah yang berwarna gelap pada kulit batang. - Jaringan kulit kayu yang terserang mengalami perubahan warna, bahkan pada serangan lanjut perubahan warna terjadi pada permukaan kulit, kambium dan kayu. - Kulit batang yang terserang, permukannya cekung dan mengeluarkan blendok. - Pada tanaman terserang sering terbetuk Kalus. - Kematian akibat serangan penyakit ini terjadi apabila bercak pada kulit melingkari batang. - Perkembangan bercak ke bagian atas, umumnya terbatas hingga 60cm diatas permukaan tanah, sedangkan perkembangan kebagian bawah dapat meluas kebagian akar tanaman. Bentuk dan bioekologi: - Cendawan Phytopthora var parasitica sporogonium-nya berbentuk lonjong sampai agak bulat berbentuk buah pir dengan sporongiofor lebih halus dari pada hifa. Spora mempunyai 2 bulu cambuk (flagella) dan pathogen dapat membentuk klamidospora bulat, berdinding agak tebal. - Cendawan P. citrophthora sporogonium-nya berbentuk jorong/sitrun dan terbentuk pada bagian tengah atau ujung sporongiosfor bercabang tidak teratur. Spora mempunyai 2 bulu cambuk (flagella) dan pathogen dapat membentuk klamidospora. - Cendawan P. palmivora sporogonium berbentuk jorong membentuk klamidospora. Cendawan ini dapat bertahan dalam tanah dan membentuk spora kembar, disebarkan terutama oleh hujan dan air pengairan yang mengalir diatas permukaan tanah. - Penyakit busuk pangkal batang lebih banyak menyerang kebun dengan ketinggian lebih dari 400m dpl, pada tanah yang basah seperti tanah lempung berat yang dapat menahan air lebih lama. - Pathogen masuk lewat luka pada pangkal batang (penyebaran oleh oospora melalui luka alamiah, luka karena alat pertanian atau luka oleh serangga). Infeksi terjadi terutama pada musim hujan dan dibantu oleh pH tanah agak masam (6,0-6,5). Infeksi pathogen juga dibantu oleh kabut dan fluktuasi suhu yang kecil yang akan memperlambat penguapan. Inang lain: Cabe, anggrek vanda, papaya, durian, sirsak, srikaya, terung belanda, kacang tanah, ubi kayu, pala, sirih, kelapa, kakao, karet dll. Pengamatan: - Pengamatan dilakukan pada 10% populasi tanaman. - Bagian tanaman yang diamati adalah pangkal batang atau sambungan antara batang tas dan bawah pada benih okulasi. Pengendalian: Cara kultur teknis - Penggunaan benih jeruk dengan batang bawah yang tahan terhadap Phythopthora (seperti Troyer dan Cleopatra Mandarin) dan tinggi sambungan 45cm diatas permukaan tanah. - Menghindarkan terjadinya perlukaan terhadap akar maupun batang pada waktu penyiangan. - Menjaga agar drainase tetap baik - Menghindari kelembaban yang tinggi dipertanaman dengan mengatur jarak tanam yang cukup. Cara fisik dan mekanis - Mengumpulkan sisa-sisa tanaman dan bagian tanaman yang mati kemudian dibakar. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid selektif. - Memanfaatkan aneka tanaman bipestisida selektif. Cara kimiawi - Melabur/mengulas batang dengan bubur bordo atau cupravit untuk mencegah atau mengendalikan serangan pathogen sebelum kondisinya parah. - Aplikasi/melabur batang dengan fungisida selektif dan efektif sesuai dosis/konsentrasi yang direkondasi setelah pengusapan bagian kulit batang yang mati. 3. Kulit Diplodia/Bark Rot/Diplodia Gummosis Penyebab: Cendawan Botryodiplodia theobromae Pat. (Diplodia natalensis P.Evans). Serangan diplodia pada tanaman jeruk dikenal ada 2 macam serangan, yaitu Diplodia basah dan Diplodia kering. Gejala: Menyerang bagian akar, batang dan ranting serta dapat mengakibatkan busuk akar, busuk leher dan mati ranting. Gejala Diplodia basah - Mudah diketahui karena tanaman terserang mengeluarkan blendok berwarna kuning keemasan. - Kadang-kadang kulit tanaman yang sakit setelah beberapa lama dapat sembuh kembali, mengering dan mengelupas. Serangan diplodia dapat berkembang dan menimbulkan luka-luka tidak teratur, serangan berat dapat melingkari batang atau ranting yang dapat menyebabkan kematian batang atau ranting. - Kayu yang telah mati berwarna biru sampai hitam. Gejala Diplodia kering - Cara menyerangnya sama dengan diplodia basah, tetapi gejala awal sulit diketahui karena tanaman yang terserang tidak mengeluarkan blendok. - Serangannya lebih berbahaya karena gejalanya diketahui setelah kulit tanaman mengering, sehingga pengendalian agak terlambat dilakukan. Bentuk dan Bioekologi: - Cendawan dapat membentuk konidium yang tersebar, berwarna hitam, mula-mula tertutup, kemudian pecah. - Konidium berbentuk lonjong mempunyai satu sekat berwarna gelap dan terutama disebarkan oleh air dan serangga. - Penyakit diplodia banyak terdapat didaerah dataran rendah dan tempat-tempat dengan kelembaban tinggi. Infeksi dan perkembangan penyakit terjadi pada awal musim hujan (antara bulan Oktober November). - Pathogen masuk lewat luka: alamiah, alat pertanian, retak karena beban buah terlalu berat. - Perkembangan dan tingkat serangan penyakit dipengaruhi oleh jenis dan umur tanaman. - Kekeringan yang terjadi secara tiba-tiba, pembuahan yang terlalu lebat dan adanya pelukaan pada tanaman merupakan kondisi yang baik untuk perkembangan pathogen. Inang lain: Cendawan ini bersifat polifag yang menyerang beberapa macam jenis tanaman. Pengamatan: Pengamatan dilakukan pada 10% populasi tanam. Bagian tanaman yang diamati adalah akar, batang dan ranting tanaman. Pengendalian: Cara kultur teknis - Penggunaan benih jeruk sehat bebas penyakit - Pengaturan drainase yang baik. - Pemupukan berimbang (organic dan anorganik). - Menghindari pelukaan tanaman. Cara fisik dan mekanis - Sanitasi lingkungan dengan mengumpulkan dan membakar sisa-sisa tanaman sakit. - Menoreh hingga bagian kulit tanaman sakit hingga 2cm kebagian kulit yang sehat. Kulit torehan dikubur dan dibakar. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami pathogen selektif, seperti Glomus fasciculatum. - Memanfaatkan aneka tanaman bipestisida selektif. Cara kimiawi - Mengoleskan fungisida selektif dan efektif pada bagian kulit tanaman terinfeksi atau bagian yang ditoreh (dikupas) sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi. - Untuk mencegah serangan penyakit ini, bagian batang tanaman dipoles dengan larutan bubur boreaux (bordo). - Membersihkan alat-alat pertanian yang akan digunakan, misalnya dengan Karbolinium planterum 8%. Cara eradikasi - Membongkar tanaman yang terserang berat, kemudian membakarnya. 4. Embun Tepung/Powdery Mildew Penyebab: Cendawan Oidium tingitanium Carter (Acrosporium tigitanium (Carter) Subr.). Gejala: - Pada serangan awal pucuk-pucuk muda dan ranting permukaannya ditutupi oleh lapisan massa dari konidia cendawan yang berbentuk tepung berwarna putih. - Dibawah lapisan tepung, jaringan tanaman berwarna hijau kebasahan dan kemudian berkembang menjadi kecoklatan. - Daun yang terserang mengeriput dan selanjutnya daun menjadi kering. - Serangan berat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terlambat. Bentuk dan bioekologi: - Apresorium membulat, konidium berbentuk tong dengan ujung-ujung yang membulat, tidak berwarna, berbutir halus. - Konidium membentuk rantai yang terdiri atas 4-8 konidium penyebarannya dipencarkan oleh angin. - Serangan penyakit ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat (jarang terjadi di dataran rendah). - Perkembangan pathogen didukung oleh adanya tunas muda dan kelembaban tinggi. Inang lain: Belum diketahui. Pengamatan: Pengamatan dilakukan pada 10% populasi tanaman. Bagian tanaman yang diamati adalah pucuk dan daun tanaman. Pengendalian: Cara kultur teknis - Pengaturan jarak tanam (tidak terlalu rapat) untuk mengurangi kelembaban udara. Cara fisik dan mekanis - Sanitasi lingkungan dengan mengumpulkan pucuk dan daun yang terinfeksi serta tidak produktif, selanjutnya dibakar untuk membunuh pathogen. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid selektif. - Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif. Cara kimiawi - Untuk mencegah serangan penyakit ini, dilakukan pengembusan serbuk belerang dengan dosis 20-30kg/ha atau direkomendasi. - Menggunakan fungisida selektif dan efektik pada bagaian pucuk dan daun tanaman terinfeksi sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi. Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat |
Demikianlah Artikel Penyakit Tanaman Jeruk
Sekianlah artikel Penyakit Tanaman Jeruk kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Penyakit Tanaman Jeruk dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/03/penyakit-tanaman-jeruk.html
0 Komentar untuk "Penyakit Tanaman Jeruk "