Hama Tanaman Jeruk - Hallo sahabat Segala Jenis Ikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hama Tanaman Jeruk , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Hama Tanaman Jeruk
link : Hama Tanaman Jeruk
Hama Tanaman Jeruk
1. Kutu Loncat/Asian Citrus Psyllid (Diaphorina Citri Kuwayana) Ordo: Homoptera Famili; Psyllidae Gejala: - Daun berkerut, menggulung atau kering sebagai akibat pengisapan cairan tunas muda oleh nimfa atau kutu dewasa. - Pada tunas muda atau bagian daun terserang terdapat sekresi atau kotoran kutu berupa benang-benang putih mirip spiral. Bentuk dan Bioekologi: - Kutu loncat mempunyai siklus hidup 3 stadia: telur, nimfa dan dewasa. Pada kondisi panas berlangsung 16-18 hari, sedangkan pada kondisi dingin sampai 45 hari. Dalam setahun dapat mencapai 9-10 generasi. - Telur berbentuk lonjong menyerupai buah alpokat, berwarna kuning terang, diletakan tidak teratur kadang berkelompok atau parsil pada tunas, daun dan jaringan tanaman yang masih muda yang belum membuka. Telur menetas 2-3 hari menjadi nimfa. - Nimfa muda hidup berkelompok pada jaringan tanaman yang masih muda dan menghisap cairan tanaman. Setelah 2-3 hari, nimfa menyebar mencari makan pada daun muda disekitarnya. Periode nimfa berlangsung 5 kali pergantian kulit selama 12-17 hari. Setelah pergantian kulit aktivitas makan nimfa bertambah dan berpindah dari satu daun kedaun lain. Keadaan perkembangan nimfa dibedakan atas ukuran dan warna dari kuning sampai kuning kecoklatan. - Kutu loncat dewasa diawali dengan terbentuknya sayap dan penyusunan skerit pada thoraks bagian dorsal, berwarna coklat muda sampai coklat tua, matanya berwarna kelabu dan bercak-bercak coklat. Bagian perut berwarna hijau terang kebiruan dan orange. Panjang tubuh sekitar 2-3 mm, pada saat makan posisinya menungging (membentuk sudut). Setelah serangga dewasa melakukan kopulasi, 8-20 jam kemudian serangga betina mencari ranting bertunas untuk peletakan telur. Masa bertelur bervariasi antara 10-40 hari dengan kemampuan bertelurnya dapat mencapai 800 butir. Inang lain: Kemuning (Murrya paniculata, Rutaceace) dan tapak dara (Vinca risea). Pengamatan: - Untuk menghitung populasi dapat dilakukan dengan pemasangan perangkap likat kuning (yellow trap), 1 perangkap likat untuk tiap 5 pohon dalam setiap barisnya. - Hitung serangga dewasa yang tertangkap paada periode tertentu, misalnya setiap 1 atau 2 mingggu. Pengendalian: Cara fisik dan mekanis Mengeradikasi tanaman inang lain disekitar pertanaman. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid misalnya Tamarixia radiate (Water) dan Diaphorincyrtus diaphorinae (Lin & Tao) yang daya parasitnya mencapai 90%, D. aligarhensis(daya parasitnya 60-80%) dan psyllaephagus sp. - Menanfaatkan musuh alami predator, seperti Curinus coeruleus Muslant, Coccinella repanda, C. transversalis F.; famili: Syrphidae, Crysophidae dan Lycosidae. - Memanfaatkan musuh alami pathogen, seperti Metarrhizium sp. Dan Hirsutella thomsoni diketahui dapat menekan populasi D. Citri. - Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida sel aktif. Cara kimiawi - Apabila cara pengendalian lainnya (fisik mekanis dan biologi) tidak mampu menekan populasi serangan kutu loncat, aplikasi insektisida selektif dan efektif (bahan aktif: dimethoate, monocrotophos, profenofos, silalotrin dan medidation) pada saat tanaman bertunas sesuai dosis/konsentrasi yang di rekomendasikan. - Apabila di temukan gejala CVPD dan 1 ekor serangga dewasa pada perangkat likat kuning. 2. Kutu daun coklat/citrus aphid (Toxoptera kirk.)dan kutu daun hitam (T. aurantii boy) Ordo : homoptera family : aphididae Gejala: - Daun muda yang terserang tampak mengerut/keriput akibat tusukan stilet dan pengisapan cairan tanaman. - Pertumbuhan tanaman agak telambat, apabila populasi serangga tinggi - Sekresi serangga biasanya ditumbuhi oleh candawan Capnodium yang berwarna hitam menutupi permukaan daun dan biasanya juga dijumpai semut yang menyukai sekresi kutu tersebut. Bentuk dan Bioekologi: - Kutu daun tidak menyebabkan kerusakan berarti pada tanaman jeruk, tetapi perannya sebagai vektor virus tristeza jauh lebih berbahaya karena virus ini menyebabkan kerugian ekonomis yng tinggi. - Secara visual kutu daun ini serupa, baik bentuk dan ukurnya. - Tetapi kutu daun coklat merupakan serangan yang paling berbahaya, karena penular virus penyebab penyakit Tristeza paling efisien pada tanaman jeruk. - Perbedaan antara T. citricidus dan T. aurantii pada pembuluh sayap bagian depan, dimana pada T. auranti tidak bercabang, sedangkan pada T. citricidus bercabang. - Kutu daun ini berbeda dengan serangga lain dalam berkembang biaknya, yaitu dengan melahirkan anak dan termasuk serangga yang vivipar parthenogenesis (betina dan jantan sama-sama melahirkan anak) dan juga dapat bersayap atau tidak bersayap. - Ukuran kutu daun berkisar antara 1-6 mm, tubuhnya lunak, berbentuk seperti buah pir, mobilitasnya rendah dan hidup secara berkoloni. - Perkembangbiakan kutu daun mencapai optimum pada saat tanaman sedang bertunas. - Siklus hidupnya berlangsung selama 6-8 hari pada kondisi lingkungan sekitar 25° C atau 21 hari pada kondisi lingkungan sekitar 15° C. Inang lain: Kutu daun ini bersifat polifag, sehingga mempunyai banyak tanaman inang. T. aurantii pada tanaman perkebunan, seperti kakao, teh, kopi dan kina; persicae pada tanaman kentang, cabe, tembakau dan Ipomoea triloba. Pengamatan: - Mengambil 10% tanaman contoh dari populasi tanaman pertanaman. - Untuk menghitung populasi dapat di lakukan dengan pemasangan perangkap likat kuning (yellow trap), 1 perangkap likat untuk tiap lima pohon dalam setip blok pertanaman. - Dilakukan pada kanopi tunas 0,25 m² kanopi tunas terinfeksi. Pengendalian: Cara kultur teknis - Sanitasi/menjaga kebersihan tanaman terutama bagian cabang dan ranting tanaman serta dari gulma. - Penggunaan mulsa jerami di bedengan pembenihan/pembibitan jeruk. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid misalnya Aphitis sp. & entomopatogen fusarium coccopilum. - Memanfaatkan musuh alami predator family coccinellidae seperti (menochillus sp., dan scymus sp.), Shyrphidae, crysopidae dan lycoshidae. - Memanfaatkaan aneka tanaman biopestisida selektif. Cara kimiawi - Apabila cara pengendalian lainya (kultur teknis, fisik mekanis dan biologi) tidak mampu menekan populasi serangan kutu daun, aplikasi insektisida selektif dan efektif (bahan aktif : dimethoate,monocrotopos, phosphamidon, diazinon dan metidation) pada saat tanaman bertunas sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasikan. 3· Kutu dompolan/citrus mealy bug (planococcus citri) Ordo : Homoptera family : pseudococcidae Gejala: Tingkat daun berwarna kuning, kemudian kering dan buah banyak gugur. Pada daun terserang bagian tanaman lainya yang terserang biasanya di tumbuhi cendawan gejala berwarna hitam dan dapat di lihat adanya kutu putih seperti kapas. Bentuk dan bioekologi : - Kutu dewasa berbentuk oval, datar, berwarna kuning kecoklatan, kuning muda atau kuning tua, panjang 3-4 mm, lebar 1,5-2 mm, tubuh di tutupi lapisan lilin, sepanjang tepi badan terdapat duri-duri dari semacam lilin sebanyak 14-18 pasang, duri pada pangkal 2 kali bagian panjang duri lainya. - Telur berwarna kuning dan duri letakan di dalam kantong dan terbuat dari bahan menyerupai benang-benang lilin halus di belakang tubuh yang ukuranya kadang lebih besar dari kutu betina. Kutu betina mampu bertelur sampai 300 butir di letakan pada bagian tanaman, berlangsung selama 2-17 hari. - Nimfa yang baru menetas berwarna hijau muda atau kuning pucat atau merah tua tergantung stadiumnya, bergerak meninggalkan induknya dan mencari tempat di bagian tanaman lain. Perkembanagan nimfa jantan sempurna di tandai dengan adanya sekresi uparium yang berlilin di akhir instar kedua. P. citri betina mengeluarkan sex-peromon yang khas yang dapat menarik kutu jantan pada jarak dekat. - Populasi kutu dompolan meningkat selama musim kemarau, terutama bila kelembaban pada siang hari di bawah 35%. Ledakan populasi akan terjadi bila kelembaban di bawah 70% dan berlangsung terus-menerus selama 3-4 bulan dan hari hujan di bawah 10 hari. Penyebaran kutu dompolan di bantu oleh angin, hujan dan semut rangrang. - Kutu dompolan ini menyukai tempat yang agak teduh, tetapi tidak terlalu lembah, memproduksi embun madu yang sangat di sukai oleh semut dan bila produksi embun madu berlebihan akan timbul gejala pada daun, tangkai dan buah, sehingga pertumbuhan bagian tidak normal dan mutu buah turun. - Kutu dompolan ini sangat menyukai buah jeruk yang masih muda dan dapat menyerang pucuk, populasi meningkat pada musim kemarau dan menurun pada musim hujan, bahkan cendawan Entomophthora fresnii akan menyebabkan kutu dompolan mati. Inang lain: Kutu dompolan ini bersifat polifag, sehingga mempunyai banyak tanaman inang, seperti tanaman pupuk hijau (Desmodium sp., Teprosia sp., indigo sp.), lamtoro, lorantus, kopi dan beberapa gulma. Pengamatan: Pengamatan dilakukan pada 20% populasi tanaman. Bagian tanaman yang diamati adalah buah (10 buah per tanaman) yang dilakukan secara acak. Pengendalian: Cara kultur teknis - Mengatur kepadatan tajuk tanaman, agar tidak terlalu padat dan saling menaungi. - Sanitasi/menjaga kebersihan tanaman dan lingkungan sekitar tanaman dari gulma Cara fisik dam mekanis - Mencegah datangnya semut yang sering menimbulkan kutu. - Membunuh secara langsung sejak tingkat serangan dini/ringan. - Pemangkasan bagian tanaman yang terserang, terutama cabang dan buah yang terserang berat, kemudian dibakar. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid family Coccinellidae, seperti Scymnus apiciflavus, S. roepkei, Brumus saturalis, Coccinella repanda; dari family Cecidomyidae seperti Coccodiplosis smithi dan parasit Encyrtidae seperti Anagrus greeni dan Leptomastix trilongifasciatusGir. - Memanfaatkan musuh alami predator seperti Scymmus apiciflavus Mits, Coccinella repanda (Coccinella transversalis F.) dan Coccodiplosis smithi De Mey. - Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif. - Apabila serangga kutu dompolan mencapai 5% buah terinfeksi dan cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan populasi serangga tersebut, aplikasi insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasikan. 4. Tungau Merah/Red Mite (Brevipalvus sp. Aceria sheldoni, Teranychus sp.) Ordo: Acarina Famili : Tetranichidae Gejala: - Pada bagian atas permukaan daun gejala serangannya berupa titik kuning atau coklat. Pada bagian bawah daun menyebabkan kerusakan mesofil dan transpirasi daun meningkat. - Tangkai daun dan buah yang terserang berwarna perunggu. - Serangan pada buah dapat menyebabkan retakan-retakan coklat pada kulit buah. Bentuk dan Bioekologi: Brevipalvus ( Tetranychus sp) - Tungau betina berbentuk oval, berwarna kemerahan dan berukuran 0,25 – 1,12 mm. tungau jantan berbentuk segitiga, berkembangbiak secara tunggal/kelompok pada permukaaan bawah daun disekitar ibu tulang daun/celah kulit ranting/cabang. - Tungau betina bertelur 4 butir, stadium telur berlangsung 4 hari, berkembangbiak meningkat pada musim kemarau dan menurun pada musin hujan, berlindung ditempat terlindung (katiak ranting, sela-sela kulit ranting tua). Tungau ini sebenarnya kurang menimbulkan kerusakan pada buah, kerusakan berat terjadi pada ranting. - Perkembangbiakan tungau ini relatif lambat, yaitu 1 siklus generasi sekitar 6 minggu. Acera (Eriophyes) sheldoni Ewing - Tungau dewasa memanjang, berwarna kuning terang sampai kuning seperti jerami, berukuran 0,1 mm. Tungau ini sebelum dewasa mengalami pergantian kulit 2 kali, setiap stadium mengalami 1-3 hari berbentuk seperti tungau dewasa hanya ukurannya yang lebih kecil. - Tungau dewasa mulai bertelur sejak umur -12 hari (jumlah telur 1-2 butir/hari) berlangsung selama 20 hari (20-40 butir) selama hidupnya, stadium telur berlangsung 4 hari, diletakan pada daun setiap butir atau berkelompok dipermukaan daun, buah dan atau tangkai, berwarna kuning jernih (transfaran), berukuran ± panjang tungau dewasa. - Tungau kurang menyukai cahaya, maka kerusakan akibat serangannya terjadi pada buah yang ternaungi pada musim kemarau. - Siklus hidup tungau dari telur sampai menghasilkan telur berlangsung selama 7-10 pada musim kemarau atau 14 hari atau lebih pada musim hujan tergantung suhu dan kelembaban lingkungan. Tetranychus spp. - Tungau berbentuk bulat, berwarna merah diletakan pada daun dan tangkai daun muda sekulen, diletakan pada permukaan atas sepanjang ibu tulang daun pada petiole. - Tungau betina bertelur 17-37 butir, stadium telur berlangsung 12 hari dan untuk jantan 11 hari, kelembaban yang disukai 50-70%. - Serangan tungau ini dimulai dari tunas atau daun muda, kemudian bergerak ke buah muda. - Tungau ini kurang menyukai keadaan ternaung dan selalu bergerak ke arahnya cahaya tetapi menghindar dari datangnya cahaya langsung. Perilaku ini yang menyebabkan serangan paling parah terjadi pada permukaan yang menghadap kearah datangnya cahaya. - Pekembangbiakan tungau dewasa ini selama 23 hari, dalam kondisi kelembaban rendah populasi meningkat 8,5 kali dalam 10 hari. Inang lain: Tungau merah ini bersifat polifeg, sehingga mempunyai banyak tanaman inang, seperti tanaman kacang-kacangan, tanaman hias dan gulma (terutama golongan dikotil). Tanaman jeruk yang paling disukai adalah jenis lemon grafe fruit. Pengamatan: - Pengamatan dilakukan pada 10% populasi tanaman. - Bagian tanaman yang diamati adalah tunas-tunas muda dan buah. - Tiap tanaman diamati 4 tunas vegetative aktif dan buah sebanyak 20 buah. - Penentuan saat aplikasi untuk Aceria dilakukan apabila ditemukan 30% kuncup terinfeksi, sedangkan untuk Tetranychus apabila ditemukan 10% tunas terinfeksi dan 2% buah terinfeksi. Pengendalian: Cara kultur teknis - Penanaman bibit jeruk yang resisten terhadap serangan tungau merah. Cara fisik dan mekanis - Sanitasi/menjaga kebersihaan tanaman dan lingkungan sekitar tanaman dari gulma. - Membunuh secara langsung sejak tingkat serangan dini/ringan. - Pemangkasan bagian tanaman yang terserang, terutama cabang dan buah yang terserang berat, kemudian dibakar. Cara biologi - Memanfaatkan musuh alami parasitoid, seperti Tetracyc sp, predator seperti Phytoseiulus persimilis (Ath. Henr), P. macropilis (Banks), Stethorus sp, Coccinella repanda dan C. transversalis F. - Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif. Cara kimiawi - Apabila pengendalian lainnya tidak mampu menekan populasi serangan tungau merah pada awal peningkatan populasi, aplikasi akarisida propargit selektif dan efektif sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi. Untuk Aceria sp., apabila dijumpai 30% kuncup terserang dan Tetranychus sp., apabila dijumpai 10% tunas terserang dan 2% buah terserang. Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat | |
Last Updated ( Tuesday, 27 March 2012 ) |
Demikianlah Artikel Hama Tanaman Jeruk
Sekianlah artikel Hama Tanaman Jeruk kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hama Tanaman Jeruk dengan alamat link https://segala-jenis-ikan.blogspot.com/2013/03/hama-tanaman-jeruk.html
0 Komentar untuk "Hama Tanaman Jeruk "